SWASTAMITA [Jeon Wonwoo]

8. Berani

Jingga

Gue sampai di depan kelas Dami, XI MIPA 3. Kelas gue dan dia berada di lantai yang berbeda. Tepatnya, kelas gue ada di atas bangunan kelas Dami, di lantai dua. Sedangkan dia ada di lantai satu. Gak gue sangka kalau di depan kelas Dami bakalan seramai itu sampai membuat gue mau urung untuk menghampiri Dami kalau gak ada lelaki yang gue kenal memanggil nama gue lebih dulu.

"Jingga!"

Gue mencoba mengenali lelaki dengan perawakannya cukup tinggi itu. Sama persis macam Dami. Lelaki itu mengenakan hoodie berwarna abu-abu hingga menutupi seragamnya. Terdapat tas berwarna hitam yang masih berada di punggungnya.

"Rakin?" panggil gue. Semoga aja gak salah sebut.

Tawa renyah lelaki itu terdengar di telinga gue. Dia langsung menyahuti, "yup! Rakin Aryasatya Estiawan."

"Cari Dami?" tanya Rakin yang tahu betul perihal kedekatan gue dengan Dami yang serupa saudara kembar. Gue memberikan anggukan singkat hingga lelaki itu langsung menuju pintu kelasnya dan berteriak dengan kencang. "Damian Abinaya Arrayan! Anaknya Bapak Iyan! Buruan bangun lo!"

Teman-temannya Dami yang sedang berkumpul di depan kelas lantas tertawa mendengar panggilan Rakin untuk Dami. Gak lama setelah itu, Damian muncul dengan muka bantalnya sampai meninggalkan jejak garis-garis di wajahnya.

Dasar Dami. Pagi-pagi udah tidur. Harus gue omelin nih kayaknya. Gak baik kalau tidur di waktu orang-orang memulai kegiatan. Katanya rezekinya bakal dipatok ayam.

"Eh, Ga? Ada apa?" ucap Dami yang masih sempoyongan waktu berdiri. Kaget sih kayaknya nih anak gara-gara panggilan Rakin. Kasian Dami gue sampai oleng gini.

"Nih." Gue mengulurkan paper bag yang isinya kotak bekal makanan buatan gue. Kalau gue gak bisa menemui Dami tanpa alasan, maka gue akan mencari alasan itu sendiri.