18. Menerka

93 13 0
                                    

Jingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jingga

"Lo mau nyembunyiin apa lagi dari gue, Ga?"

Gue gak tau kalau Dami akan terlihat seserius itu. Dia gak marah. Tapi wajahnya nampak datar tanpa sedikitpun senyuman seperti yang biasanya selalu dia tunjukkan untuk gue. Dia bahkan pergi sebelum gue sempat berkata-kata lagi dan memberikan penjelasan padanya.

Pernah gak sih lo merasa, ada di titik dimana setiap cerita dalam hidup lo itu cuma menambah masalah untuk orang lain?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernah gak sih lo merasa, ada di titik dimana setiap cerita dalam hidup lo itu cuma menambah masalah untuk orang lain?

Bukan gue gak percaya sama mereka. Gue justru amat yakin kalau mereka akan menerima cerita gue dengan baik dan mendengarkan gue sampai selesai.

Tapi rasanya ... saat kisah lo cuma menjadi kesedihan untuk orang lain, itu amat membebani.

Selepas cerita, lo akan semakin kepikiran tentang itu. Tentang apakah lo membebani mereka atau tidak, tentang apakah mereka mengingat cerita lo dengan sedih juga, atau tentang apakah rasa menyakitkan dari kisah lo itu juga dirasakan oleh mereka juga?

Jika memang iya, rasanya akan berat. Dan akan semakin berat kala lo tau bahwa mereka juga punya beban yang gak kalah berat dan menyakitkan dari yang lo punya.

Gue belum siap.

Gue memang belum siap memberikan beban yang lebih banyak pada Damian.

Cuma itu.

Lalu untuk saat ini, gue cuma mau bersikap seperti biasa. Gue mau melihat Dami ada di sisi gue. Bukan untuk berbagi kesedihan. Tapi gue mau melihat Dami yang ceria supaya gue ikut merasakan keceriaan yang dia punya.

Lo harus tau, Mi. Gue kangen banget sama tawa lo yang kadang kencangnya melebihi toa masjid.

"Eh, Jingga. Selamat pagi."

Gue pikir, gue ketemu Caka gitu. Soalnya dia akhir-akhir ini kan suka gitu. Ngagetin dan muncul tiba-tiba kayak jalangkung. Datang gak dijemput, pulang gak diantar.

Tapi ternyata, pagi ini gue dipertemukan dengan Om Miko alias papanya Biru. Auranya itu Ya Tuhan. Om Miko tuh punya kesan yang menempel di dirinya yang membuat dia selalu terlihat berwibawa. Udah gitu wanginya, beuh. Gak main-main. Sewangilah sama Biru. Sampai curiga gue kalau mereka pakai parfum yang sama. Jadi pengen tanya mereknya deh biar samaan bertiga.

SWASTAMITA [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang