Biru
Pukul 19.04 WIB.
Saya tidak tahu sudah seberapa lama Dami, Caka dan keluarganya Dami berada di rumah Jingga. Tetapi setibanya saya di sana, tidak lama kemudian mereka semua pamit untuk pulang mengingat hari sudah malam. Sempat saya berpapasan dengan lelaki yang akhir-akhir ini sering sekali membolos latihan basket padahal masa-masa kelas sebelas ini sudah memasuki masa-masa sibuk kami — tim basket SMA Elang. Di sebelahnya ada Damian yang entah mengapa menatap saya dengan tajam melalui matanya yang tidak terlalu besar.
"Ngapain lo ke sini?" tanyanya dengan ketus.
Saya tidak bisa menjawab apapun. Memang benar niat Papa ke sini adalah untuk membicarakan kasus Om Aditya dengan Bunda Kirana. Tetapi alasan sesungguhnya saya datang ke sini bukan hanya itu. Melainkan untuk melihat dia. Untuk memastikan apakah dia baik-baik saja.
"Gue udah bilang gak mau ketemu lo lagi."
Saya sering berada di posisi ini. Posisi dimana berhadapan dengan seseorang yang bicara tidak sesuai isi hatinya. Posisi yang sering saya tempati ketika berhadapan dengan Nila, kali ini saya rasakan sewaktu berhadapan dengan Jingga.
Ada saatnya seseorang berbicara berlainan dengan hatinya. Di saat seseorang merasa bahwa isi hatinya tidak pantas untuk dikatakan. Di saat seseorang merasa bahwa hal lain lebih cocok untuk menjadi pembahasan.
"Apa itu gak cukup?"
Dan entah mengapa, saya merasa bahwa Jingga salah satunya.
"Jingga ...." Selalu saja. Saya yang terbiasa cepat dalam berpikir malah tidak bisa menyusun penjelasan di saat-saat seperti sekarang.
"Lo harus tau seberapa besar rasa bersalah gue buat Ayah. Seberapa besar harapan gue kalau seandainya ...," kesedihan itu terlihat jelas dari kedua matanya, "seandainya gue bisa ... berhenti memaksakan keadaan."
"Seandainya lo kasih tau gue waktu itu ...."
"Ini bukan salah Biru, Jingga. Ini sepenuhnya salah saya." Saya tidak tahu sama sekali kalau Papa dan Bunda Kirana juga ikut menyimak pembicaraan kami. Namun jika biasanya saya melihat raut keramahan dari Bunda, malam ini saya tidak melihatnya. Saya seolah biasa melihat kekecewaan yang sama dari Bunda Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWASTAMITA [Jeon Wonwoo]
FanfictionSwastamita; ketika Biru dan Jingga bertemu, disitulah langit menemui titik indahnya. Jeon Wonwoo As Adhyastha Biru Mahawira # 1 - carat (24-09-21) # 1 - partoflife (18-02-22) # 1 - wonu (17-05-23) # 1 - swastamita (28-08-23) # 3 - mipa (29-06-23) ...