Happy Reading
"Apa?!" Keira merasa kaget akan hal yang baru ia dengar itu.
Ayahnya menelepon dengan tiba-tiba dan hal yang membuatnya lebih terkejut adalah pemberitahuan dari sang ayah kali ini.
"Pa, papa apa-apaan sih? Keira nggak mau pa," rengeknya.
"..."
Wajah Keira yang tadinya sangat kesal kini berubah menjadi sendu, entah apa yang sudah terjadi padanya.
"Iya! Oke! Keira ngerti." Keira lalu mematikan panggilannya begitu saja, ia tidak lagi peduli jika ayahnya akan mengatainya anak yang tidak sopan.
Keira lalu berlari ke kamarnya, menutup pintu tidak karuan dan langsung melemparkan tubuhnya ke kasur.
*****
Seperti hari biasanya, jalanan tetap sama, langit tetap biru, dan rasa masih sama. Belum ada yang berubah baginya walaupun sudah banyak hal yang terjadi tetapi, itu tetap sama, seperti hidup ini rasanya datar padahal jika dilihat banyak belokan dan jalan berlubang.
Seperti itulah Keira, ia menganggap semua tak pernah terjadi.
Duduk sendiri di dalam kelas adalah pilihan yang tepat untuknya. Merenung, berpikir, memutar balikan memori.
"Keira ..." panggil Rama.
"Hah? Apa?" tanya Keira.
"Ngelamun aja, dipanggil Calvin noh," jawab Rama lalu menunjuk ke arah keluar kelas.
Keira pun menengok ke arah luar, lalu pergi untuk menemui Calvin.
"Calvin?" ucap Keira.
"Ke sana yuk," ajak Calvin sambil menunjuk ke arah bangku kosong di dekat kelas Keira.
Keira pun mengangguk dan mengikuti langkah sang empu.
"Oh ya, itu ... luka kamu udah di obatin 'kan?" tanya Keira.
Calvin mulai menyentuh lukanya, menunjukan pada Keira bahwa lebamnya sudah membaik.
"Udah," singkat Calvin.
Entah apa yang terjadi di sini, tiba-tiba suasana terasa sangat canggung seakan-akan mereka berdua adalah orang yang baru saja berkenalan dan saling malu. Oh! Menggemaskan?
Setelah kurang lebih lima menit saling diam akhirnya Calvin membuka suara. "Maafin gue," ucap Calvin.
"Soal kemarin, gue nggak bermaksud buat jadi jagoan, gue nggak bermaksud buat hajar sahabat lo, dan gue nggak bermaksud buat menyangkal kebenaran. Gue cuma mau lindungin lo dari masalah apa pun," jelas Calvin sambil menatap lekat mata Keira yang berkilau.
Keira merasa aneh, kemana perginya kata 'Aku'? dan mengapa berubah menjadi 'Gue'?. Tetapi itu bukan hal yang tepat untuk dibahas saat ini.
"Lo tau gue sayang sama lo, dan lo tau berkat lo gue bisa berubah sejauh ini, tapi gue nggak bisa kasih lo apa pun--" ucapannya terjeda oleh Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You (Complete)
Teen Fiction|HAI, FOR THE FIRST STORY| Konon ada benci dan cinta, pertemuan dan perpisahan. Begitulah seperti Keira. Seorang gadis yang terjebak dalam masa lalu. Tindakan terfatalnya adalah dia memilih lari dan bertemu orang baru lagi. Hidupnya semakin rumit...