Jika aku penting kenapa aku diabaikan?
Suara ricuh dari mulut ke mulut mulai memenuhi seisi ruangan. Kelas ini bukan seperti tempat belajar tetapi seperti pasar, sebagian lebih memilih untuk menutup kedua telinganya dengan erat dan berharap agar guru segera tiba menghentikan semua ini.
"Keira! kemana aja lo?" tanya Eka yang baru saja datang bersama Angel.
"Gue? nggak kemana-mana," jawab Keira dengan santainya.
Eka semakin geram dengan sahabatnya ini. "Ih! maksud gue, kenapa lo nggak ngasih tau kita kalau Bang Diat dirawat?" tanyanya sekali lagi.
"Owh, ya-ya maaf gue nggak kepikiran waktu itu. Soalnya pikiran gue udah kemana-mana, tapi udah lah sekarang kan abang gue udah nggak kenapa-napa kalau mau jenguk, jenguk aja," jelas Keira sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya Kei, ya udah nanti kita ke tempat lo ya," imbuh Angel. Eka yang tadinya mengerucutkan bibirnya pun menyetujui perkataan Angel.
Kini Eka beralih ke suasana kelas yang seperti pasar senin ini. Geram sekali, rasanya ia ingin mencubit mulut mereka satu-persatu.
"WOI! BISA DIEM NGGAK?!" teriak Eka sambil menggebrak meja hingga membuat semuanya terkaget.
"Pagi anak-anak ..." Akhirnya yang ditunggu sudah datang, hanya Ibu Guru yang bisa menghentikan pasar ini.
Muridnya jualan, gurunya yang beli, jadi diem. Gitu?
*****
Lupakan kelas serasa pasar senin itu, suasana lebih mendukung sekarang pasalnya semua murid sedang memanjakan perutnya masing-masing di kantin.
Keira, Eka, dan Angel masi berdiam di kelas merias wajah dan memainkan ponsel masing-masing.
"Keira ..." teriak Afdian sambil memasuki kelas.
For you information Afdian tidak satu kelas dengan Keira mereka sama-sama di IPA tetapi hanya berbeda kelas.
"Ha? Apa?" tanya Keira.
"Berisik banget sih lo Di," ujar Angel lalu melanjutnya menata riasannya.
"Lo mau nyinden? dandan terus," tutur Afdian.
Angel melirik Afdian dengan tajam. "Nggak! Gue mau ngelenong!" balas Angel dengan kesal sedangkan Eka dan Keira hanya terbahak-bahak.
"Yeu ... oh ya, Kei nanti pulang bareng ya. Gue mau ke appartrmen lo," kata Afdian.
"Oke, tapi bertiga ya soalnya Eka sama Angel mau ikut juga," balas Keira.
Afdian merubah posisinya yang tadinya berdiri menjadi duduk dimeja Keira.
"Ngapain kalian ikut?" tanya Afdian.
"Ya suka-suka kita lah!" ketus Eka.
"Dasar mak lampir, ditanya gitu aja marah-marah," timpal Afdian.
"Balik ke kelas lo sono, ngapain ke sini-sini, hush hush," usir Eka seperti sedang mengusir seekor ayam.
Afdian menurut begitu saja, ia jengah sekali dengan suara Eka. Ia berjalan keluar dengan santai di tengah-tengah pintu tak sengaja ia berpapasan dengan Calvin dan kedua temannya.
Mereka saling menatap, Afdian yang tidak mau Keira tersakiti dan Calvin yang tidak mau Afdian dekat-dekat dengan Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You (Complete)
Teen Fiction|HAI, FOR THE FIRST STORY| Konon ada benci dan cinta, pertemuan dan perpisahan. Begitulah seperti Keira. Seorang gadis yang terjebak dalam masa lalu. Tindakan terfatalnya adalah dia memilih lari dan bertemu orang baru lagi. Hidupnya semakin rumit...