11.3. True Color (3)

482 70 30
                                    

Dengan bibir cemberut, Minhyun, Duchess of Kangstone mengamati perutnya yang tertutup gaun tidur warna putih dalam pantulan bayangan cermin besar seukuran badan.

Dahinya berkerut. Jemari panjangnya bergerak pelan mengelus bagian tubuh itu.

Sudah bisa dipastikan. Organ tubuh yang biasanya rata itu kini sedikit membesar, begitu juga dua gundukan lain di dekatnya. Belum lagi pipi dan lengan atasnya yang makin berisi.

Mual awal kehamilannya hanya bertahan sebulan pertama, setelahnya justru digantikan rasa lapar yang konsisten.

Tidak heran banyak yang berkomentar dia bertambah gemuk. Minhyun yakin dalam waktu dekat dia harus memesan beberapa gaun baru. Gaun-gaunnya sekarang sudah terasa sesak di beberapa bagian.

Walau memahami kalau ini perubahan yang wajar untuk seorang wanita yang tengah berbadan dua, jujur Minhyun masih belum bisa memutuskan apakah dia menyukai perubahan yang terjadi pada fisiknya saat ini.

Apakah pipinya tidak terlalu tembam?

Apakah dadanya sekarang tidak terlalu besar?

Bagaimana kalau orang menganggapnya bodoh karena memiliki ukuran dada yang begitu besar?

Sekilas ingatan tentang seseorang yang mengatakan suka dengan ukuran payudaranya sekarang membuatnya tersipu.

..

Minhyun buru-buru menutup mantel tidurnya saat mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup kembali.

Jemarinya masih mengikat tali pinggang mantel itu saat dia berbalik. Dagunya diangkat tinggi-tinggi dan menghilangkan sikap malu-malu yang sempat ada beberapa detik sebelumnya, hanya menyisakan wajah anggun dan bermartabat sebagaimana seorang Duches seharusnya.

"Siapa yang mengijinkanmu masuk kemari?" Suaranya yang dingin terdengar angkuh.

Sayang penyusup barusan bukan lawan yang bisa diintimidasi begitu saja.

"Kenapa kamu tidak menguncinya kalau tidak menginginkan orang masuk?"

Pria itu menyunggingkan senyum miring mengejek.

Berbeda dengan Minhyun yang nampak begitu jengkel, mengerucutkan bibir merah manisnya, dan mengeluarkan dengusan kesal yang terdengar hingga ke sisi lain ruangan.

Tindakan yang sangat tidak sopan untuk dilakukan oleh seorang Lady.

Untungnya, Hyunbin Kwonthier bukan orang yang terlalu memedulikan sopan santun. Bagaikan berada di ruang tamu, alih-alih di dalam kamar tidur seorang wanita, dia melenggang dengan santai menuju ujung tempat tidur dan meletakkan keranjang yang ditentengnya di atas kasur.

Masih dengan bersungut tapi penasaran, Minhyun mendekat. Leher panjangnya terjulur, ingin tahu apa isi keranjang yang dibawa oleh pria tersebut.

"Apa itu?" nada suaranya tak bisa menyembunyikan rasa tertarik.

Hyunbin ikut menjatuhkan diri ke atas tempat tidur sebelum menjawab.

"Sesuatu yang kupinjam dari dapurmu."

Minhyun mendengus lagi. "Aku rasa Bahasa Inggrismu perlu diperbaiki, Mister. Meminjam berarti ada niat untuk mengembalikan. Padahal menurut pengalaman, semua yang Anda rampok dari dapurku tidak pernah kembali."

"Dan tolong ingatkan aku siapa yang turut serta dalam proses menghabiskan, yang meminjam istilahmu 'barang rampokan' itu?"

Sang Duchess yang tak mau mengakui sudah kalah dua kali dalam pertarungan kata-kata hanya bisa mendengus sekali lagi. Dengan gerakan enggan yang dibuat-buat ia duduk di sisi lain tempat tidur, sejauh mungkin dari tamunya.

ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang