12.3. Tale of Three Siblings (3)

149 19 11
                                    

Suatu tempat di dekat Parkwood Manor, 6 bulan sebelumnya.

Kalau ditanya, Baekhyun akan mengatakan dirinya adalah seorang gadis yang logis daripada romantis. Bukan tanpa alasan. Walau tinggal jauh di pedalaman, Baekhyun tahu dirinya cerdas. Dan meski orang tuanya tidak kaya yang berarti tak bisa memberinya Governess yang akan mengajarinya banyak hal, Baekhyun banyak belajar dari perpustakaan sempit keluarganya. Atau ketika di beberapa saat tertentu diijinkan, meminjam buku-buku dari perpustakaan Parkwood yang jauh lebih besar dan lengkap.

Kenyataan hidup jugalah yang mengajarkan menjadi logis. Tidak semua bangsawan itu kaya raya seperti kelihatannya. Keluarga Parkwood mungkin. Mereka memiliki berhektar-hektar tanah dan bisnis yang berjalan lancar. Sedang Sang Duke sendiri terkenal pekerja keras.

Berbeda dengan ayahnya. Tentu saja tak ada yang berani meneriakkannya kepada sang baron sendiri. Di hadapannya semua membungkuk penuh hormat, tapi Baekhyun tahu kenyataan yang terjadi di belakang. Lord Byron itu pemabuk, tuan tanah pemalas yang suka menghambur-hamburkan uang dan punya banyak hutang.

Baekhyun tidak akan menyangkal. Itu kenyataan. Dan sangat disayangkan semua itu benar. Tapi membantah pun percuma karena ayahnya yang kuno dan berpikiran sempit menolak untuk dilawan, apalagi berubah. Paling tidak di tengah semua kekacauan hidup ini dia belajar hal yang luar biasa.

Ia belajar menerima keadaan. Tahu hidup tak memberinya banyak pilihan dan tidak bisa meminta banyak. Paham harus menyesuaikan kehidupan yang biasa-biasa saja. Bahkan Baekhyun tidak mengajukan protes pada saat dirinya tahu tidak akan pernah merasakan debutnya, ataupun mungkin seumur hidup tidak akan menginjakkan kaki di salah satu pesta mewah yang acap dibacanya dari lembar berita.

Baekhyun pun tahu, bahwa secara logis dia harus menerima lamaran pertama yang mungkin diterimanya jika tidak ingin berakhir sebagai perawan mengenaskan dan menjadi beban keluarga. Dan jika mengingat kondisi keuangan ayahnya yang tidak akan mampu memberinya mas kawin, kemungkinan besar lamaran itu akan datang dari orang biasa yang tidak mengharapkan banyak darinya.

Tapi anehnya, saat lamaran itu akhirnya datang dari seseorang yang bisa dibilang sangat layak, Baekhyun justru menolaknya. Matanya mengerjap-ngerjap tak paham sambil memandang wajah tetangga sekaligus temannya sedari kecil yang baru saja mengatakan. "Menikahlah denganku?"

Lama ia tertegun tak bisa menjawab pun tak bisa bergerak. Mereka masih duduk di tepi sungai kecil dimana mereka sering berjumpa dan bermain sedari kecil.

Semua sama seperti biasanya. Matahari bersinar dan sebagian cahayanya menebus di sela-sela dedaunan seperti biasa. Air mengalir dalam gemericik kecil seperti biasa. Suara burung berkicau sesekali terdengar seperti biasa.

Yang tidak biasa adalah tawa Chanyeol yang tidak terlihat selama dia menuturkan penyakit yang baru saja diketahui telah diderita oleh ayahnya. Dan lamaran tiba-tiba yang diungkapkan di penghujung kisahnya.

"Eh? Apa?" Baekhyun bisa mendengar dirinya sendiri bergumam seperti seorang tolol.

Chanyeol yang masih menatapnya lekat, nampak benar-benar menunggu jawaban, sebelum mengatakan ulang kali ini dengan nada tak sabar, "Aku bilang, menikahlah denganku."

Mata Baekhyun terkejap lagi. "Oh!" serunya kecil. "Me ... Mengapa?"

"Mengapa?" Kali ini gantian Chanyeol yang terbengong-bengong. "Apakah kamu tidak mendengrakan ceritaku sedari tadi? Ayahku sakit keras Baekhyun. Sesuatu yang buruk bisa saja terjadi tanpa diduga. Itulah kenapa aku butuh segera menikah. Secepatnya." Matanya terlihat putus asa.

"Aku tahu. Aku tahu. Aku mendengar bagian itu." Ujar Baekhyun cepat. "Tapi mengapa? Mengapa aku?"

Chanyeol membuang nafasnya lelah. "Siapa yang lebih baik untuk kunikahi selain dirimu? Kamu sahabat baikku. Kita sudah mengenal sedari kecil. Kamu tahu segalanya tentangku dan sebaliknya.

ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang