0.3. Obligation (3)

1K 240 97
                                    

Minhyun memandang dokter keluarga tua yang tengah memeriksa nadinya.

Tak sabar dia bertanya.




"Apakah benar saya hamil?"




Pria itu tersenyum. "Selamat Your Grace." Dia menyapa Minhyun dengan gelar kehormatannya.

"Saya berdoa semoga anak ini laki-laki."



Minhyun tersenyum mengiringi sang dokter yang meninggalkan kamar tidurnya.

Setelah pintu itu tertutup, senyumnya pun menghilang.

Semua orang mendoakan supaya bayinya laki-laki.





Sepenting itukah kedudukan dan gelar.

Kenapa tidak ada yang mendoakan kehamilannya lancar?

Kenapa tidak ada yang mendoakan supaya di sehat?





Minhyun merasa mereka tidak memandangnya sebagai seorang manusia.




Hanya sebuah wadah untuk menghasilkan penerus gelar Duke selanjutnya.




Minhyun merebahkan badannya di atas tempat tidur lalu memejamkan mata.





👑👑👑



Bukan hanya Minhyun yang mendapatkan kabar tentang kehamilan itu.

Segera setelah Dokter meninggalkan kamar sang Duchess, pria itu memberitahu adik iparnya.

Dan segera Daniel bersorak kegirangan.

Dia memandang penuh harap ke arah Aron yang saat itu sedang berada di ruangan yang sama dengannya, sedang menjelaskan managemen pengolahan properti.




"Berarti aku bebas?"





Sayang pria yang lebih tua itu menggeleng.

"Anda harus menunggu sampai anak ini lahir, dan jika anaknya perempuan ..."





"Ya ya ya." Potong Daniel. "Aku tahu."





"Jika anak perempuan, tetap akulah yang akan menjadi Duke selanjutnya."



Daniel menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menerawang ke depan.

"Aku berharap anaknya laki-laki."



👑👑👑


Keesokan harinya Daniel berada di ruangan yang sama saat Kepala Pelayan tergopoh-gopoh masuk.

"My Lord!" Seru pria paruh baya itu.




"Gadis itu sudah datang."



Segera Daniel meletakkan pena bulunya kembali ketempatnya, lalu berdiri.

Dia berjalan lambat ke arah pintu, tidak terlalu bersemangat mengenai hal ini.

Sesampainya di depan rumah, Daniel berdiri tegak di depan pintu, memanti kereta kuda yang perlahan mendekat.

Dia bisa melihat kereta itu tidak mewah, catnya bahkan sudah luntur di beberapa bagian. Bahkan lambang keluarga yang terukir di sisi kereta sudah nyaris tak terlihat.

Saat kereta itu berhenti, dan kepala pelayan membukakan pintu, sesuai prosedur sopan santun Daniel mengulurkan tangannya untuk membantu lady yang hendak turun dari dalam kereta itu.

ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang