Sepagi mungkin Daniel sudah meninggalkan rumahnya dan menuju ke club olah raga.
Ada yang dihindarinya di rumah
Ada perasaan yang coba diingkarinya.
Dia berharap sedikit olah raga fisik bisa mengenyahkan bayangan yang membuatnya tak bisa tidur.
Setelah puas menggasak samsak selama satu jam, Daniel duduk bersandar di kursi sambil mengangkat kakinya.
Dia menyandarkan kepala sambil memejamkan mata.
Tidak berhasil.
Pikirannya sempat teralih tadi.
Tapi kini ketika tubuhnya sudah tak lagi bergerak, pikiran itu kembali datang.
Tangan yang halus itu.
Bibir tipis yang tersenyum.
Suara tawa yang bagaikan lonceng.
Daniel mengerang putus asa.
Mungkin dia harus melakukan satu set olah raga lagi.
Baru saja dia hendak beranjak saat didengarnya sebuah suara memanggil namanya.
"Daniel!"
Daniel pun menoleh dan melihat seorang pria jangkung datang mendekat sambil melambaikan tangannya.
Wajahnya jelas sangat tampan dengan hidung yang mancung, dibingkai rambut hitam dengan belahan samping yang disisir rapi.
Saat dia makin mendekat, Daniel bisa melihat bibirnya yang tersenyum membentuk sepasang lesung pipit di pipinya.
Kombinasi yang membuat pria ini dengan mudah akan masuk ke dalam golongan yang akan digilai oleh wanita.
Daniel hanya mengangguk membalas sapaan si sulung dari keluarga Parkwood itu.
Sebenarnya dia sedang malas bersosialisasi. Apalagi dia tidak terlalu akrab dengan pria ini.
Tapi kelihatannya Chanyeol bukan hanya sedang menyapa.
Dia sedang menuju satu titik, dan itu adalah tempat Daniel duduk sekarang. Daniel melirik ke kiri dan kanan, berharap ada orang lain yang tampak begitu ingin ditemui oleh Chanyeol.
Nihil.
Pagi ini Club tampak sepi.
Daniel mendesah pasrah sambil menunggu teman sekolahnya yang makin mendekat itu, dan dengan gerakan kepala tanpa suara menyuruh pria itu duduk di kursi di seberangnya.
Chanyeol duduk dengan senyum yang sangat lebar.
"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya.
"Baik." Daniel memilih menjawab dengan satu kata singkat. Dia benar-benar dalam kondisi yang sedang tidak ingin berbasa-basi.
Sayang kelihatannya tidak demikian dengan Chanyeol.
"Cuaca sedang cerah pagi ini, ya?"
Daniel hanya mendengus.
"Baru datang dari desa?"
Dengusan yang lain.
"Baru selesai berlatih?"
"Apa maumu?" Daniel sudah tidak bisa menahan dirinya, tak peduli betapa sarkas suaranya terdengar.
"Ck ck ck!" Chanyeol berdecak. "Kasar sekali kepada orang yang akan menyelamatkanmu."
"Apa maksudmu?" Daniel menatap pria itu tajam dengan alis bertaut.
Chanyeol memajukan tubuhnya mendekat, memelankan suaranya, seakan sedang membisikkan konspirasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)
Fanfiction1845. Ini bukan jalan hidup yang akan dipilih Lord Daniel. Tapi takdir memaksanya. Dia harus kembali ke London yang dibencinya, menjalani peran yang dibencinya, dan bertemu orang-orang yang dibencinya. Tapi siapa menyangka, diantara segala kewaj...