8.2. My Half (2)

701 142 76
                                    

Jonghyun membuka mata dan untuk sesaat tidak bisa merumuskan di mana dia berada.

Langit-langit di atasnya terlukis awan putih yang indah berlatar belakang biru, dengan tepian berukir rumit.

Sudah jelas ini bukan penginapan sederhana tempatnya menyewa kamar. Tempat ini terlalu indah dan mewah.

Tapi yang pasti dia belum berada di surga, jika mengingat kepalanya masih berdenyut nyeri walau dia berbaring beralaskan bantal dan kasur yang empuk.

Jonghyun menutup matanya lagi. Selain berusaha meringangkan dentuman di kepalanya, juga untuk membantunya berusaha mengingat.






Apa yang terjadi semalam?

Di mana dia berada sekarang?








Ah!









Samar dia mengingatnya.

Bagaimana dia sudah hendak menerkam bajingan yang bernama Sanggyun itu.

Mengingat komentar-komentarnya saja sudah membuat emosinya bangkit kembali.

Dia sudah sedetik jaraknya dari meledak.

Tapi ada seseorang yang menahannya.

Bukan. Bukan hanya satu. Dua orang.

Mungkin satu orang saja tidak akan bisa menghentikannya semalam.

Salah satu pria itu memegangnya dari belakang, sedang yang seorang berdiri di depannya.

Jonghyun tak bisa melihat wajah pria yang berdiri memunggunginya itu. Keheranan dia menoleh ke samping.

Yang satu ini tak dikenalnya, entah karena jarak usia mereka, atau memang mereka belum pernah berjumpa sebelumnya. Kelihatannya opsi yang kedua lebih masuk akal, mengingat jarangnya Jonghyun bersosialisasi di kota.

Tapi ada yang familiar di wajah pemuda itu. Sesuatu di wajahnya? Atau di senyum miringnya yang nakal saat dia berkata, "Tenanglah! Biarkan kakak yang mengurusi bajingan itu."




Kakak?



Jonghyun kembali menoleh ke depan, menatap ke arah pria satunya yang sudah maju mendekati Sanggyun yang masih terduduk, dengan gaya yang mengintimidasi. Pria muda itu mendekatkan wajahnya dan mengatakan sesuatu.

Jonghyun tak bisa mendengarnya dengan jelas. Tapi yang pasti, apapun yang dikatakannya cukup membuat Sanggyun tergopoh-gopoh bangkit berdiri dan terbirit-birit lari dari Club.

Saat itu lah pria satunya berbalik.

Kalau yang satu ini, Jonghyun cukup mengenalnya.

Mereka sebaya.

Walau sebelumnya mereka tak pernah akrab.

Dengan percaya diri pria itu berjalan ke arahnya.

Wajahnya menyunggingkan senyum yang sangat mirip dengan adiknya.

Saat sudah cukup dekat dia meletakkan tangan di pundak Jonghyun yang masih terperangah.












"Kenapa tidak bilang kalau kamu berada di London?

























Saudara ipar!"



👑👑👑



Jonghyun bisa memahami semuanya sekarang. Walau ingatan setelah itu masih terasa samar, dia bisa menyimpulkan.







ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang