10.3. Between The Lies (3)

571 113 87
                                    

Daniel menggeram di atas punggung kudanya.

Seandainya tidak sedang mengiring kereta kuda yang ditumpangi sepupu dan anak perwaliannya, ingin dipacu tunggangannya itu secepat yang dia bisa.

Paling tidak kemungkinan besar adrenalin yang akan dihasilkan kegiatan tersebut bisa sedikit mengalihkan frustasi yang menderanya.

Ya.

Daniel sedang frustasi.

Seharusnya hari ini dalam perjalanan ke Bath untuk bersenang-senang dan mencoba mengenyahkan bayangan mengganggu.

Tapi tidak.

Karena alasan kepantasan dan kewajiban, dia justru kembali terjebak dalam situasi tak mengenakkan dan bersama orang yang paling tak diharapkannya.

Lihat! Siapa yang tengah coba dibohonginya?

Apanya yang tak diharapkan?

Jika memang gadis manis dengan tahi lalat di pipi yang begitu menggoda Daniel sejak sebulan yang lalu itu benar orang yang paling tidak diharapkannya, lalu bagaimana menjelaskan perilaku menyimpangnya seharian ini?

Walau sedang berkuda kepalanya seakan susah dikendalikan, alih-alih menatap lurus ke depan dan memperhatikan jalan, lehernya tanpa terkendali selalu menarik pusat kendali tubuhnya itu ke samping. Ke arah kereta dimana orang yang paling tidak diharapkan itu berada.

Dan meskipun saat makan siang tadi, tekadnya sudah bulat untuk mengabaikan, seluruh syaraf Daniel seakan menyadari semua gerakan sekecil apapun yang dibuat oleh orang yang paling tidak diharapkan itu.

Gerakan halus di leher jenjangnya saat sedang meneguk minuman.

Rahang cantik yang sedang mengunyah makanan tanpa suara.

Dan bibir tipis mungil kemerahan yang bergerak lembut dalam setiap kecapan.

Ya Tuhan. Daniel bisa gila jika terus menerus berada dalam situasi seperti ini.

Sudah lelah otaknya berteriak teriak seharian.

Gadis itu sudah punya tunangan.

Kebebasanmu menunggu di depan mata.

Seluruh bagian tubuhnya yang lain mengabaikan rintihan putus asanya.

Cukup!

Ini terakhir kalinya dia akan bertindak atas nama kewajiban.

Begitu menginjakkan kaki di Kingstone dan memasrahkan Seongwoo di bawah naungan saudari iparnya, Daniel bertekad akan segera meninggalkan tempat itu.

Sejauh-jauhnya.

Jangankan ke Bath, ke Afrika jika perlu akan Daniel tempuh.

Sebelum dirinya tergoda dan melakukan hal-hal yang akan disesalinya seumur hidup.



👑👑👑



Seongwoo masih terpana mendengar kalimat yang diucapkan oleh Youngmin tersebut. Sesaat otaknya yang terasa tumpul mencoba mencerna.

Mengejar cintanya?

Lalu alat bicaranya mengeluarkan tawa gugup. Tawa yang entah kenapa lebih mirip isakan.

Youngmin tengah bercanda kan?

Tentu saja dia bercanda. Mencoba menggoda Seongwoo. Mempermainkan perasaannya.

Tak tahan Seongwoo mengemukakan pemikirannya.

"Jangan bercanda!" Kepalanya menggeleng tegas. "Jangan mempermainkanku!"

ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang