Minki memandangi kursi kosong di hadapannya. Meja makan ini terasa sepi. Suaminya berangkat pagi-pagi sekali bahkan sebelum dirinya terbangun, dan tentu saja tidak sempat berpamitan dengannya.
Dibuangnya nafasnya kesal. Semua ini semakin menguatkan pendapatnya kalau dirinya bukan siapa-siapa di mata pria itu.
Lamaran yang terpaksa.
Pernikahan yang dipaksakan.
Hanya untuk melindungi kehormatannya.
Tak ada cinta.
Tidak dari pihak suaminya.
Masih memandangi kursi kosong itu, Minki menusuk sepotong besar panekuk dan memasukkan ke dalam mulutnya sambil berpikir.
Dia bukan gadis yang gampang menyerah.
Tidak. Itu bukan dirinya.
Mana Minki yang bisa membuat Seungcheol dan Vernon berlari sambil terkencing-kencing karena ketakutan terhadap hantu tipuan buatannya?
Mana Minki yang bisa membuat separuh pria di London tak berani menginjakkan kaki ke rumahnya?
Mana Minki yang sudah melahap seluruh buku yang mungkin ada di semua toko buku di penjuru Inggris?
Tidak.
Dia tidak akan menyerah semudah itu.
Dia akan membuat suaminya mencintainya.
Dan itu akan dimulainya dengan membuktikan dirinya bisa menjadi seorang istri yang layak bagi Baronete of Keane yang kaku dan keras kepala itu.
Minki segera menyudahi sarapannya dan meneguk cepat teh di cangkirnya. Dia tak punya banyak waktu untuk bersantai.
Segera dia meraih topinya yang tergantung dan melangkah ke arah pintu utama.
"My Lady?" Kepala pelayan yang berada di ruang depan mengajukan pertanyaan dan nampak terkejut, tak menduga Minki akan berada di sana.
"Anda ingin pergi keluar?"
Minki melemparkan lirikan kecil lalu mengangguk. "Tentu saja."
"Anda ingin mengunjungi Ibu anda?" Tanya pria yang lebih tua itu sekali lagi.
Kali ini Minki mengerutkan dahinya, berpikir terlebih dahulu sebelum menjawab.
"Untuk apa aku mengunjungi Ibuku?" Tanyanya.
Kepala pelayan itu nampak kebingungan. "Lalu ke mana Anda ingin pergi? Perlukah saya menyiapkan kereta?"
Kerutan di dahi Minki semakin dalam. "Buat apa aku menggunakan kereta?"
"Tapi bukankah Anda hendak pergi keluar?"
Kedua orang itu bagai dua garis yang bersisian, tak menemukan titik temu.
Gadis itu menggelengkan kepalanya putus asa.
"Aku akan menggunakan kuda." Lalu dia menambahkan. "Seperti biasanya."
Kepala pelayan masih memandangnya kebingungan. "Dan Anda akan ke ...?"
Pertanyaannya tergantung di udara.
"Tentu saja mengunjungi penyewa lahan kita." Minki menjawab dengan mantap.
"Ta ... ta ... tapi ...." mendadak kepala pelayan menjadi gagap.
"Tapi Anda tidak perlu melakukannya, My Lady. Sir Jonghyun tidak ada di rumah. Anda tidak perlu ...."
Kali ini tatapan tajam Minki yang membungkam perkataan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)
Fanfiction1845. Ini bukan jalan hidup yang akan dipilih Lord Daniel. Tapi takdir memaksanya. Dia harus kembali ke London yang dibencinya, menjalani peran yang dibencinya, dan bertemu orang-orang yang dibencinya. Tapi siapa menyangka, diantara segala kewaj...