2.1. Mysterious Lady (1)

1K 187 67
                                    

Chapter ini chapter selingan. Menceritakan beberapa bagian yang sebenarnya ingin kuselipkan di bagian-bagian lalu, tapi karena salahku jadi kelupaan. Ceritanya singkat dan ringan. Enjoy!


👑👑👑

Jaehwan, Viscount of Kimbrook, menguap lebar. Semalam berbincang hingga larut, ditemani Daniel, Hyunbin dan beberapa botol anggur, tentu saja membuat tidurnya tidak nyenyak dan sangat kurang.

Tapi jika menilik warna dari berkas cahaya yang mengintip dari balik korden tebal, hari sudah tidak lagi pagi. Walau dia nyaris tidak memiliki hal untuk dilakukan, sudah bukan saatnya bermalas-malasan di atas tempat tidur.

Dengan sempoyongan Jaehwan bangkit dari tempat tidurnya, dan meraih baju yang sudah disiapkan oleh pelayan pribadinya. Orang boleh menyebut Jaehwan bangsawan pemalas, tapi untuk urusan pribadi sehari-hari seperti ini, dia lebih dari mampu untuk melakukannya sendiri.

Memakai cravat adalah urusan yang berbeda. Jaehwan tidak pernah berminat untuk mempelajari teknik yang menurutnya tidak penting itu, dan sama sekali tidak tertarik untuk mulai belajar.

Sambil mendengus kesal, dilemparkannya kain panjang itu begitu saja ke atas tempat tidur, tahu kalau pelayan pribadinya akan membereskannya belakangan.

Sambil bersiul-siul dia melangkahkan kaki keluar dari kamar.

Rumah Keluarga Kangsley sedang sepi pagi itu. Dari pelayan Jaehwan mengetahui bahwa sebagian besar dari mereka sedang berpiknik di dekat danau.

Jaehwan sebenarnya tidak tertarik untuk berpiknik. Tapi apa lagi yang bisa dikerjakan di hidupnya yang membosankan ini? Masih sambil bersiul dia melangkah keluar.

Dia sudah beberapa kali menginap di sini. Samar dia masih bisa mengingat jalan ke arah danau kecil itu. Matahari cukup cerah. Jaehwan berjalan sambil mendongak dan menyipitkan mata.


Bruk



Yang dirasakan Jaehwan berikutnya, pandangannya mendadak kabur.

Bukan karena rasa sakit yang dirasakannya di wajahnya. Toh benda apapun yang baru menghantamnya itu cukup lunak sehingga langusung hancur. Tapi justru hancurnya benda itu menghalangi pandangannya.

Dia belum bisa melihat dengan jelas, tapi tanpa keraguan, telinganya menangkap dua suara identik yang berbicara nyaris bersamaan.

"Yah! Kok Paman lagi sih!"

"Paman selalu saja mengacaukan jebakan yang kami buat."

"Ini seharusnya buat kakak."

"Padahal kami sudah susah-susah membuat bola dari lumpur."

"Bahkan kami menyelipkan beberapa ekor cacing."

"Kakak pasti histeris."

"Pasti!"

"Sudah lama kita tidak melihat kakak histeris."

"Pasti menyenangkan sekali.'

"Pasti!"

"Gawat ada yang datang."

"Kita harus lari."

"Sampai jumpa lagi Paman."

"Daahhhh!!"










Jaehwan menggeram kesal mendengar sapaan itu.



Paman?

Memang dia terlihat setua itu?

Tunggu!

ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang