0.2. Obligation (2)

1.3K 256 80
                                    

Sebuah kereta bergerak perlahan melewati ladang-ladang di pedesaan Inggris. Sesekali kusir memecut kuda supaya bergerak lebih cepat. Dia tahu kuda-kuda itu sudah lelah. Begitu pula dirinya.

Perjalanan dari Skotlandia bukanlah perjalanan yang singkat. Sudah seminggu berlalu sejak mereka berangkat.

Semakin ke selatan, hawa semakin hangat. Musim panas sudah hampir tiba.

Di dalam kereta, seorang gadis menyibakkan tirai, mengintip ladang di sepanjang jalan yang mulai menguning.

"Lebih baik Anda tidak melakukannya My Lady." Tegur sebuah suara, lirih tapi tegas. "Tidak baik jika ada yang melihat dari luar."

Gadis itu melepaskan jemarinya yang masih menggenggam ujung tirai sambil mendesah pelan.

Dia pun kembali duduk menghadap pengasuhnya yang kembali menekuri buku di tangannya.

Namanya Seongwoo Helena Ongton. Putri tunggal mendiang Lord Ongton, Earl of Stirling yang meninggal setahun yang lalu.

Tahun ini usianya menginjak dua puluh dua tahun.

Gadis lain seusianya pasti sudah diperkenalkan ke masyarakat, bahkan banyak yang sudah menikah. Tapi berhubung tinggal jauh di utara, almarhum ayahnya selalu menunda.

Apalagi sebelum meninggal secara mengejutkan, ayahnya terlalu sibuk untuk mencoba menghasilkan keturunan bersama istri kedua yang baru dinikahinya.

Ya. Tidak ada yang menyangka ayah Seongwoo akan meninggal di usia semuda itu. Pria itu bahkan masih berharap untuk memiliki penerus, menikah lagi setahun setelah istri pertamanya yang hanya memberinya satu orang putri meninggal.

Pria itu begitu yakin usianya masih panjang, begitu yakin akan memiliki penerus, begitu yakin semua akan baik-baik saja.

Tapi takdir berkata lain.

Yang membawa Seongwoo pada kondisinya sekarang.

Yatim piatu.

Tanpa warisan.

Tanpa mas kawin.

Dan kini terusir dari satu-satunya rumah yang dikenalnya seumur hidup, saat salah seorang sepupu jauh yang tak dikenalnya mengambil posisi dan hak sebagai Earl of Stirling yang baru.

Tak punya keluarga.

Tak ada sanak saudara.

Ibu tirinya segera kembali ke rumah keluarganya, meninggalkan Seongwoo sendirian.

Untunglah masih ada Jisung, pengasuhnya yang setia yang menemani.

Tapi Seongwoo benar-benar tak berdaya. Dia tidak memiliki uang dan keterampilan.

Seperti gadis bangsawan pada umumnya, pendidikan yang dia terima sangat terbatas.

Seongwoo bukan gadis yang manja. Dia rela bekerja jika dia bisa.

Tapi sebagai apa?

Dia tak cukup pandai untuk menjadi seorang governess, dan terlalu muda untuk menjadi pengasuh.

Sekali lagi untunglah Jisung memberinya ide.

Menikah.

Bukan pilihan pertama Seongwoo sebenarnya.

Tapi bukankan pada akhirnya dia harus menikah juga.

Beberapa bulan ini mereka menyurati semua kenalan almarhum ayah Seongwoo, mencoba mencari siapa yang bersedia menjadi sponsor untuk Seongwoo.

Bagai hujan di tengah musim kemarau, sebuah surat balasan dari Duke of Kingstone menjadi penyelamat bagi Seongwoo, tepat saat Earl of Stirling yang baru hendak mengusirnya.

ROYAL LOVE 🔞| Produce 101 season 2 (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang