MY WRITER(20)

29 8 4
                                    

Vote dulu yokk

.

.

.

Deren dan jihan sedang menjalani pemotretan,nara melihat mereka berdua dengan lekat dari kejauhan.

"kenapa ra,cemburu?" tanya rio

"ngga kak"

Jihan menatap nara dengan tatapan sinis dan mencoba menggoda Nara dengan mengalungkan tangannya ke leher deren.

Deren menyadari hal itu dan melihat ke arah nara lalu melihat lagi ke arah jihan yang pandangannya masih lekat melihat nara.

Rio diam-diam memperhatikan nara dan merasa khawatir.

"kak,aku ke toilet dulu ya"

"kamu gapapa kan"

"ngga kak,aman aja"

"oh,jangan lama-lama"

"iya kak"

Lalu nara pergi meninggalkan tempat tersebut,Rio sendiri tidak menyadari bahwa sedari tadi ada yang sedang memperhatikannya.

"cinta segitiga" ucap syena yang mengagetkan rio

"Eh ngga ya"

"um,makasih ya udah jagain jihan"

"iya" ucap rio dengan nada dingin.

~~~~~

Disebuah cafe terlihat seorang gadis yang membaca sedang buku.

"misi mba ini cappucino nya 2"

Nara tak bergeming sama sekali.

"misi mba"

"oh iya mba maaf,berapa"

"50k mba"

Nara mengambil uangnya disaku tapi belum juga mendapatkan uangnya tiba-tiba seorang pria menyodorkan uang ke pelayan tersebut.

"ini aja mba sekalian americano ya" ucap laki-laki tersebut yang tak lain adalah bara.

"eh,ngga usah"

"gapapa,anggep aja itu ucapan makasih aku karna series ini"

Nara hanya tersenyum mendengar itu.

"makasih juga loh"

"kita ngga pernah ngobrol ya"

"um,kita baru aja ketemu"

"sekolah dimana"

"udah kuliah"

"serius aku kira kamu masih sma"

"ngga" nara pun tertawa kecil mendengar pernyataan itu.

"kamu ngga foto?"sambung nara

"udah selesai,cuma 1 set aja aku"

"ohhh,aku boleh nanya sesuatu ngga"

"apa?"

"kamu kenapa ikut casting ini"

Bara tersenyum mendengar itu

"Adekku dia ngefans banget sama kamu makannya aku disuruh ikut casting terus bawain buku-bukunya dia buat minta tanda tanganmu.

Nara mengalihkan pandangannya dan tersenyum kecil.

"kenapa ra"

"gapapa aku ngerasa aneh aja kalo ada yang ngefans sama aku"

"ga perlu ngerasa gitu,lagian novelmu juga populer"

Akhirnya kopi milik bara pun datang,mengetahui itu nara ingin bergegas pergi untuk memberikan kopi yang di pesan oleh kak rio.

Tapi belum juga nara meninggalkan kursinya,tangannya sudah terlebih dahulu ditahan oleh bara.

"Ada yang mau aku omongin"

Nara pun kembali ke tempat duduknya dan melihat bara.

"Aku mau kamu jauhin jihan"

"hah?maksudnya"

"jihan ada ngelakuin apa aja sama kamu"

"ngga ada memang kenapa"

"kalo jihan ada nyakitin kamu aku minta maaf karena dia"

"kalo jihan memang nyakitin aku terus kenapa kamu yang ngewakilin minta maaf?"

Bara tersenyum ke arah nara.

Setelah berbicang-bincang cukup lama akhirnya nara dengan bara keluar dari cafe tersebut.

"waktu pertama ketemu kamu kukira kamu orangnya pendiam soalnya biasanya penulis itu introvert"

"ngga,itu cuma kata orang aja,kita juga manusia ngga semua penulis kaya gitu."

Tiba-tiba deren datang dan menatap tajam bara.

"staf nyariin kamu memang kamu ngga tau" ucap deren.

"aku cuma beli kopi der" ucap bara tertawa.

"jangan lupa yang kita bicarain tadi ya nar" sambung bara sambil mentap nara dan tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"yang kita bicarain?kalian ngomongin apa"

"ngga ada,cuma tadi adeknya dia minta tanda tanganku"

"ra,jangan ngomong sama orang asing,bahaya"

"hah?aku bukan anak 10 tahunan deren"

"tapi.." ucap deren sambil menatap nara dengan sedikit menunduk

"sekali lagi kamu bilang gitu"

"kenapa"

nara meminum kopinya sembari menatap deren lalu pergi begitu saja meninggalkan orang itu sambil tersenyum

>>>>>>

MY WRITER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang