Nara kembali ke apartementnya pada malam hari sedangkan deren mereka berpisah setelah keluar dari rumah kakek nara.
Suasana di apartement nara yang lumayan sepi karena biasanya ada yang mengajaknya bicara,Nara langsung masuk ke kamarnya untuk segera tidur.
Pagi ini nara harus pergi kekantor untuk bertemu dengan bosnya,ia berjalan keluar dari kamarnya dan ia melihat kesekelilingnya sepi rasanya tidak ada deren disini.
Nara hanya megambil beberapa roti dan segera mandi untuk menuju kantornya.
"Eh ra,lama ngga kesini" ucap salah satu karyawan disana
"Um,iya ni masih sibuk ini baru sempet"
"Langsung masuk aja"
"Iya,duluan ya"
Nara mengetuk pintu ruangan bosnya dan segera masuk ke dalam.
"oh,ra sini duduk"
"Hai hia" Nara memeang sering menyebut bosnya itu dengan sebutan Hia(kakak) dan itu juga perintah darinya
"Apa kabar,udah makan belum"
"Udah hia,tapi habis ini mau ketemu sama desy buat cari makan lagi"
"okey,kita ngobrol bentar terus kamu boleh pergi"
"Ni,yang aku tandai nanti aku kirim ke kamu terus kamu baca dirumah aja" ucap hia sambil memperlihatkan teks di tabnya
Nara hanya mengangguk sebagai tanda bahwa ia mengerti maksud hia nya
"Udah mau tamatya,tegang banget kayanya"
"Belum aku cuma mau pengembangan karakter dulu,si pemeran utama ini ceritanya udah kenal pasangannya dari kecil"
"Oalah,tapi aku takut kalo nanti yang baca makin tegang coba tambahin adegan kiss lagi"
"Kayanya ngga dulu deh hia"
"Kenapa?tau ngga orang-orang akhir ini tu stres semua mereka butuh refreshing buat dunia wpmu jadi lebih wow"
"Um,aku bakal nambahin di bab selanjutnya"
"Bagus,tapi kayanya terakhir kamu nulis adegan kiss bagus banget ada yang ajarin kamu ya terus juga kenapa kamu ngubah judul dari pengagum rahasia ke my writer coba kasih tau hia siapa inspirasimu"
"Ga ada hia" ucap nara sedikit gugup
"Hm caramu jawab pertanyaan hia itu kaya ada yang kamu sembunyiin"
"Ngga hia"
*TOKTOKTOK*
"Masuk"
Terlihat seorang karyawan yang membawa tas besar berisi puluhan buku masuk ke ruangan itu.
"Ni,stok buru yang baru bawa pulang ya baca saya mau rapat dulu"
Nara menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung dengan kelakuan bosnya.
Nara berjalan ke mobilnya dan membawa tas tersebut di bantu oleh satpam disana karena itu berat.
"Makasih ya pak"
"Iya sama-sama"
Nara segera masuk ke dalam mobil dan menuju cafe yang sudah ia janjikan bersama desy.
Lalu lintas hari ini tidak terlalu ramai jadi nara bisa sampai disana dengan cepat,setelah memarkirkan mobilnya nara segera masuk untuk memesan makanan.
Dilihatnya sekeliling ternyata belum ada desy.
"kebiasaan"
Setelah memesan nara mencari tempat duduk diluar cafe tersebut yang suasananya sejuk sambil menunggu pesanan ia membaca salah satu buku yang di berikan bosnya tadi.
"NARA"
"APA"
"Galak banget sih aku kangen ni lama banget kamu ngga kuliah"
"Sibuk"
"Kapan kamu bawa aku ketemu deren lagi"
"Hei kamu mau ketemu sama aku apa deren"
"Hm dua-duanya,oh iya tadi kamu habis ketemu sama hia ngobrol apa"
"Biasalah,dia nyuruh aku banyakin adegan cupcup aku jadi ngerasa kaya nulis novel genre...dahlah"
"Tapi ngga juga sih kan memang genre romantis menurutku itu wajar aja sih"
"Tapi aku pengen orang yang baca novelku tu tertarik sama plotnya bukan adegan itu"
"Kamu udah pernah nulis tu mana kaya real jangan bilang aku kamu udah..."
Nara menelan ludahnya
"Itu cuma fantasi aku aja"
"um masa sih"
"Eh gimana kamu masih nulis kah" ucap nara mengalihkan pembicaraan.
"Dialihkan"
"udah jawab aja"
"Masi sih tapi aku lagi kejebak sama plotku sendiri"
"gapapa percaya sama diri sendiri aja"
Tiba-tiba ada seorang wanita datang menghampiri mereka.
"Maaf ganggu kak boleh minta tanda tangan ngga" ucap gadis itu sambil menyodorkan majalah deren
"Ngga salah orang?"
"Ngga kak tanda tangan dibawah punya deren boleh ngga kak"
Nara mengangguk dan menandatangani majalah tersebut.
"Makasih ya kak"
"Eh,tunggu kamu dapet tanda tangan deren darimana" tanya desy
"Oh,tadi aku ngga sengaja ketemu terus waktu aku bilang mau minta tanda tangan kak ara dia langsung senyum-senyum terus mau tanda tanganin gemes banget"
"Oh oke-oke"
Nara merasa kesal dengan deren dan menatap tajam desy yang sedang tertawa.
"Ehm,kak nara boleh minta tanda tangan tapi aku ngga punya tanda tangan deren" ucap desy menggoda nara setelah melihat gadis tadi pergi.
"GAK"
"Oke-oke jangan di tanda tanganin" ucap desy tertawa puas
Akhirnya pesanan mereka berdua datang dan mereka langsung memakannya.
"Gimana acara besok" tanya desy
"Ga tau aku degdegan"
"Its oke ntar aku usahain dateng"
"um iya"
Setelah menyelesaikan makan dan membayarnya mereka segera pulang.
"Bareng ngga"
"Aku bawa mobil"
"Oh yaudah"
"Bayyy"
"Bayy"
Mereka berpisah dan pulang ke rumah mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WRITER [✓]
Fanfiction[Tahap revisi] Pertemuannya dengan seorang pria dari masa lalunya secara tidak sengaja mengubah kehidupan Nara. Berusaha untuk berdamai dengan keadaan membuat Nara tidak bisa membedakan mana yang nyata dan bukan.Nara menyadari jika kehidupan cinta d...