Nara memasuki rumah bibinya yang terlihat sepi,sebenarnya mereka bukannya saudara kandung.
Tapi nara sudah menganggap bibi mon sebagai saudaranya sendiri karena bibi mon adalah teman dekat mamanya sedari dulu.
Rumah itu masih terlihat sama dari terakhir nara mengunjunginya,sambil menunggu bibi mon nara melihat-lihat ke arah foto-foto keluarga bibi mon.
Awalnya nara terlihat biasa saja dan sesekali tersenyum melihatnya,tapi senyum nara pudar saat melihat salah satu foto yang terpajang disana.
Nara mengambil foto tersebut dan diam mematung memandangi foto tersebut.
"nar,kamu kapan pulang" ucap bibi mon yang melihat nara memenang sebuah foto tanpa menjawabnya.
"apa yang kamu liat?"ucap bibi mon yang sekarang berdiri disamping nara
"foto ini baru aja akhir tahun kemaren,terus anak yang berdiri disamping ayah jack itu deren"
"deren?" ucap nara yang masih mamandangi foto tersebut.
"iya kamu ingat dia kan"
"dia baru aja balik dari luar negeri tahun lalu" sambung bibi mon
"iya,aku inget" ucap nara yang masih belum melepaskan foto tersebut.
"deren terus nanya in kamu,oh iya sekarang dia belajar di universitas terus dia tinggal di apartement sekarang kalo ngga mungkin kalian bisa ketemu"
"hm...dia seleb sekarang jadi ga punya banyak waktu luang apalagi buat ketemu sama bundanya sendiri"
"um,aku pernah liat dia di sosmed"
"Kalian hampir seumuran ga mungkin kamu lupa,ngga kaya bibi yang udah lupa semuanya"
"Deren minta izin buat ambil nama belakang bibi,soalnya ayahnya ga terlalu suka kalo deren ambil karir yang sekarang"
"Jadi itu nama belakang bibi" ucap nara yang sekarang menatap wajah bibinya.
"iya,itu nama belakang keluarga bibi dulu"
Nara memalingkan wajahnya dia sungguh tidak percaya dengan yang baru saja bibi mon ucapkan,jadi selama ini deren ngga kasih tau nara kalau ternyata dia adalah sahabat kecilnya.
Nara tidak percaya jika dengan mudahnya ia dibodohin oleh deren yang datang sebagai orang asing padahal dulu mereka saling kenal.
"um,bi aku ada acara dadakan yang mau aku datengin"
"loh baru juga sampe"
"maaf ya bi aku buru-buru" ucap nara yang bergegas pergi dari rumah itu
"bibi peluk dulu boleh"
Tanpa menjawab nara segera memeluk bibi mon dan pergi dari rumah itu untuk segera menuju ke apartement nya menemui deren.
Nara melajukan mobilnya tidak peduli dengan berapa banyako orang yang mencacinya di dalam mobil mereka karena cara berkendara nara yang seperti tidak tau aturan.
Yang ada dipikiran nara saat ini adalah kenapa deren bertindak seakan-akan baru pertama kali bertemu dan kenapa aku begitu bodohnya mempercayai dia dan menaruh hati untuknya seakan-akan kita adalah 2 orang asing yang di persatukan.
~~
Akhirnya nara sampai ke apartementnya dan disana ada deren yang tengah duduk di sofa.
"loh ra,katanya nginep 2 malam"
"der,kemasin barang-barang mu dan keluar dari apartku sekarang juga"
"bentar,bukannya kamu setuju kalo aku tinggal disini"
"kamu punya banyak apart kamu ngga perlu tinggal sama aku"
"dari awal kamu udah tau kan siapa aku,kamu tau kan kalo aku lupa semuanya,tapi kenapa kamu ngga pernah kasih tau aku" bentak nara
"Aku punya alasan ra" ucap deren menenangkan nara.
"Alasannya kamu bohong sama aku,kamu buat aku seakan-akan jadi orang paling bodoh"
"kalo kamu bukan anaknya bibi mon aku udah nampar kamu aku udah mukul kamu der" ucap nara sambil menangis dan terus memarahi deren.
"Tampar aku sekarang ra"
"jangan provokasi aku ya"
"kamu tau kalo kali ini aku yang salah,kalo kamu nampar aku bisa buat kamu tenang lakuin sekarang ra"
Deren tetap berusaha menenangkan nara dan ingin mengambil kedua tangannya tapi nara menolaknya secara kasar.
"keluar dari apartku sekarang juga der" ucap nara dengan nada pelan.
"aku mau jelasin semuanya dulu"
"Aku ga mau dengerin apa-apa lagi dari kamu,aku ga mau keliatan jadi orang paling bodoh sendiri"
"kamu ngga bodoh ra"
Deren masih terus berusaha memeluk nara tapi selalu ditolak olehnya.
"oh iya,aku ngga peduli lagi keluar sekarang juga!"
"aku bakal minta kak rio buat kemasin barangmu" sambung nara
"Aku ngga bakal pergi kalo aku ngga jelasin semuanya dulu"
"Kebohongan apalagi yang mau kamu jadiin alasan der"
"aku ngga pernah bohong sama kamu aku kan tadi udah bilang aku punya alasan"
"KAMU PIKIR AKU PERCAYA SAMA ORANG YANG SELAMA INI BAWA AKU DI KEGELAPAN SELAMA INI"
"PERGI SEKARANG JUGA ATAU AKU PANGGIL SATPAM"
Deren masih bersikeras tidak mau pergi dan ingin menyelesaikan semuanya.
Nara sudah tidak tahan lagi dengan deren ia segera pergi kekamarnya dan mengemasi barang-barangnya.
"ra,kamu mau kemana" ucap deren yang menghalangi jalan nara.
"minggir"
Deren sekarang berhasil memegang tangan nara untuk menahannya.
"kalo kamu ngga mau pergi aku yang pergi"
Nara berhasil melepaskan tangannya dari genggaman tangan deren dan segera menuju ke pintu keluarnya.
"ra,plis dengerin aku"
Nara menghirau kan deren dan membanting pintu dengan kasar,deren merasa sangat bersalah karena tidak tau jika perbuatannya ini akan merusak hubungannya.
**
Akhirnya nara sampai ke dalam mobilnya ia menenangkan dirinya terlebih dahulu dan memikirkan kemana ia akan pergi.
Nara berfikir jika semuanya adalah rencana deren,sebenarnya kak rio pun tahu tentang ini pasti deren yang menyuruhnya untuk tutup mulut.
Sekarang nara sangat membenci deren,ia melajukan mobilnya ke rumah peninggalan kakek neneknya yang tak jauh dari apartnya.
Yang tahu tentang rumah itu hanyalah segelintir orang beruntung deren tidak tahu jadi nara bisa meluapkan semua emosinya disana dan menenangkan dirinya sendiri.
>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WRITER [✓]
Fanfiction[Tahap revisi] Pertemuannya dengan seorang pria dari masa lalunya secara tidak sengaja mengubah kehidupan Nara. Berusaha untuk berdamai dengan keadaan membuat Nara tidak bisa membedakan mana yang nyata dan bukan.Nara menyadari jika kehidupan cinta d...