MY WRITER (35)

30 5 0
                                    

Hari ini Jihan sudah di perbolehkan pulang kerumah dan Deren tidak ikut mengantarnya.

Deren masih berkelana di alam mimpi padahal waktu sudah menunjukkan pukul 15.00

Suara panggilan telepon membangunkan nya dari alam mimpinya, sekilas ia melihat nama yang tertera disana dan segera mengangkatnya telfonnya.

"Jam 4 free ngga"

"Iya free kok,mau kemana"

"Pantai"

Ketika hendak menjawab ternyata panggilan itu telah di matikan.

Deren segera bangkit dari kasurnya dan pergi mandi.

Setelah bersiap-siap deren segera keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar Nara.

Tak berselang lama Nara membukakan pintunya dan mempersilahkan deren untuk masuk.

Deren segera duduk di meja makan karena saat ini ia sangat lapar.

"Baru bangun?"

"Ngga kok"

"Oh.."

"Mau ngapain ke pantai"

"Refreshing"

Deren hanya membalasnya dengan senyuman dan memakan buah-buahan yang ada di meja makan tersebut.

"Aku mau siap-siap bentar"

Deren hanya menganggukkan kepalanya dan melihat Nara berjalan menuju kamarnya.

30 menit berlalu akhirnya Nara keluar dari kamarnya dengan menggunakan dress putih di padu dengan cardigan hitam dan rambut terurai.

Hal itu membuat deren tidak bisa mengalihkan pandangannya dan terus menatap Nara

Jantung nya berdetup kencang tidak biasanya ia merasakan hal seperti ini.

"Ayo maaf lama" ucap Nara menyadarkan lamunan deren.

"Iya ayo"

Di Sepanjang perjalanan mereka berdua merasa canggung satu sama lain.

Hanya musik yang memecahkan suasana hening di dalam mobil tersebut.

Akhirnya sampailah mereka di sebuah pantai yang tidak ramai pengunjung.

Nara terlebih dahulu keluar dan menuju ke bibir pantai,Nara memejamkan matanya dan menghirup udara pantai.

Sudah lama sekali ia tidak berada disini.

"Kaya ngga asing ya" ucap deren.

"Kukira kamu lupa"

Deren tersenyum tipis dan mengingat kembali beberapa tahun yang lalu saat mereka berdua berlibur di pantai yang sama.

"Ada yang mau ku bicarain sama kamu" ucap Nara.

Sekarang posisi mereka berdua saling berhadapan satu sama lain.
Deren menatap mata Nara dengan penuh perhatian seperti sedang menatap semesta nya.

"Maaf kalo aku egois"

"Egois gimana?"

"Aku terlalu anggap kamu sama Jihan itu lebih dari sekedar itulah"

Deren mengelus lembut kepala Nara sambil tersenyum ke arahnya.
Lega rasanya mendengar pernyataan Nara.

Sepertinya Jihan sudah menepati janjinya.

"Jadi gimana?"

"Ya mulai aja dari sekarang"

Deren seketika tersenyum lebar dan tahu apa yang di maksud Nara.

"Jadi kita resmi nih" ucap deren.

Nara hanya menganggukkan kepalanya.

"Harus di jawab dong sesuai janji"

Nara memeluk erat deren sambil membisikkan ketelinganya.

"Iya aku mau jadi pacar kamu,teman hidup juga boleh"

Lalu sekarang tangan deren sudah berada di pinggang kecil Nara.

Mereka berdua seperti seseorang yang sedang di mabuk asmara.

Penantian panjang deren akhirnya membuahkan hasil dan itu membuatnya sangat bahagia.

Lelah yang ia rasakan saat ini seketika hilang setelah mendengar pernyataan Nara.

Kali ini bukan sekedar boleh menjadi teman lama lagi melainkan pendamping berharap untuk bisa sampai ke jenjang yang lebih serius.

Karna deren tidak mau kehilangan seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya.

Begitu pula dengan Nara yang terlihat lebih bahagia dari sebelumnya hal itu terpancar dari senyum manis Nara yang masih setia melekat di bibirnya.

Perlahan deren mendekatkan hidungnya ke hidung Nara dan melihat mata Nara.

Tanpa sadar akhirnya bibir mereka bersentuhan satu sama lain,kali ini bukan karena skenario maupun naskah film.

Tanpa sadar akhirnya bibir mereka bersentuhan satu sama lain,kali ini bukan karena skenario maupun naskah film

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu mereka berjalan-jalan dipinggir pantai sambil menikmati sunset yang indah.

"Tinggal bareng?" Ucap deren.

"Tapi ga boleh aneh-aneh"

"Yah..."

"Eh kamu mikir apa" ucap Nara terkejut.

"Ngga kok becanda aja,tapi nanti kalo tengah malam aku ngga bisa tidur nyusul boleh?"
Ucap deren sambil membuat wajah imut.

"Enak aja ku kunci pintunya"

"Yaudah deh aku nanti buat kunci cadangan"

"Ish derennnnnn"

Lalu deren berlari untuk menghindari pukulan Nara.

~~~

Beberapa bulan kemudian Film Deren resmi launching dan novel Nara akhirnya selesai tepat waktu berkat bantuan deren.

Setelah resmi berpacaran mereka tidak mau bersembunyi lagi dan memilih go public tapi ternyata itu mendapat komentar positif dari orang lain.

Hidup bersama berarti harus bisa memahami satu sama lain.
Begitu juga dengan deren dan Nara yang mencoba untuk berfikir dulu sebelum berbicara.

Saat ini Jihan memutuskan untuk pindah di luar negeri dan menempuh pendidikan disana ditemani oleh bara yang selalu berada disisinya.

Syena dan Rio memutuskan untuk menikah tahun depan karena mereka juga tidak terpaut umur yang cukup jauh.

Sedangkan Desy sekarang diam-diam tengah dekat dengan Raka salah satu lawan main deren di filmnya tidak tahu kapan itu terjadi.

"Loh Desy?" Ucap Nara yang tidak sengaja bertemu dengannya di sebuah mall.

"Sendirian?"

"Iya sendirian" ucap Desy dengan gugup.

Tak lama datang seorang laki-laki yang menegurnya Nara dengan deren.

"Eh kalian disini juga"

Deren dan Nara saling bertatapan saat tangan Raka memegang bahu Desy.

"Nanti aku jelasin" ucap Desy sambil berjalan melalui mereka berdua tak lupa mengandeng Raka.

"Kok bisa?" Ucap Nara yang masih tidak percaya.

"Biasa lah,kita aja bisa" ucap deren sambil mengelus lembut kepala Nara.

~~~~~~~~~~~~~Tamat~~~~~~~~~~~~~~

MY WRITER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang