Rio berjalan ke arah parkiran seorang diri dan melihat ada syena yang sedang berdiri disamping mobil jihan.
Karena deren juga masih lama jadi Rio memutuskan untuk berbicara dengan syena sebentar."Belum pulang?" Tanya Rio
"Bentar lagi,oh iya tadi deren kenapa"
"Hmm gak tau tu,malahan ini baru aja nyuruh buat ambil mobilnya Nara di cafe nya Jihan"
"Hah serius?"
"Iya nih"
"Jadi kamu kesana naik apa?"
"Maybe gojek"
"Aish lama mending bareng aja sekalian"
"Boleh"
"Iya ayo"
Tanpa basa-basi syena segera masuk ke mobilnya tapi Rio masih terdiam di tempat sampai akhirnya ia tersadar saat syena membunyikan klakson mobil dengan segera Rio masuk ke kursi samping.
"Kamu ngerasa ada yang ngga beres gak sih dari mereka bertiga" ucap syena
"Aku juga ga tau mau dukung pihak yang mana"
Lalu mereka berdua terdiam di sepanjang perjalanan dan sampai di cafe milik Jihan.
"Cafenya memang gelap?"
tanya Rio sambil melepas sabuk pengamannya."Biasanya ngga,coba aku cek kedalam kamu cek mobil Nara aja"
Mereka berdua berpisah setelah keluar dari mobil.
Rio segera mengecek mobil Nara dan syena sekarang masuk ke dalam cafe.Rio melihat ke dalam mobil Nara yang kuncinya masih menempel di kemudi.Tak lama terdengar suara syena yang berteriak dari dalam memanggil nama Rio.
Rio yang mendengarnya langsung bergegas masuk ke dalam.Ternyata disana ada syena yang tengah memegangi Jihan yang berlumuran darah.Dengan segera mereka berdua membawa Jihan kerumah sakit,sesampainya disana Jihan segera mendapatkan perawatan.
Syena terlihat sangat khawatir, Rio yang melihat hal itu berusaha untuk menenangkan syena."Dia bakal baik-baik aja kok"
"Gue salah ya"
"Ngga Lo ngga salah,itu cuma kecelakaan"
"Seharusnya gue selalu pergi sama dia"
Rio memeluk syena dengan tulus dan membisikkan di telinganya jika semuanya akan baik-baik saja.
Setelah dirasa syena mulai tenang Rio segera menghubungi deren untuk sekedar memberitahu tentang mobil Nara dan Jihan daripada dia kena semprot deren.
Tak lama kemudian deren datang dan melihat mereka berdua tanpa sepatah kata dan langsung duduk di samping kursi Rio.
Sedangkan Rio sendiri heran kenapa deren tidak menanyakan sesuatu apa ada yang mereka sembunyikan.Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan Rio,syena dan deren berdiri menunggu informasi yang akan di sampaikan oleh dokter.
"Dia baik-baik saja, untung kalian bawa mereka cepat jadi dia tidak kehilangan banyak darah"
ucap dokter tersebut."Udah bisa di lihat ngga dok"ucap syena
"Sebaiknya biarkan dia istirahat dulu,sebentar lagi dipindahin ke kamar"
"Makasih ya dok" ucap syena.
Dari kejauhan deren bisa melihat jihan sekilas waktu dokter membuka pintu,saat ini ia tidak tau harus memberi tahu Nara atau tidak tentang ini tapi ia pikir sebaiknya lebih baik jangan dulu.
Akhirnya Jihan sudah di pindahkan ke kamar dan deren memilih untuk pulang,namun saat ia akan pulang Jihan sadar.
"Han?" Ucap syena
Hal itu membuat deren yang akan membuka pintu kembali berbalik badan.
"Der.."ucap Jihan dengan lirih
Sedangkan deren hanya menatap nya dengan wajah datar."Temenin aku,anggap aja ini yang terakhir habis itu aku ngga bakal ganggu kamu sama Nara"
"Gimana caranya biar gue percaya" ucap deren.
"Aku bakal buktiin nanti"
Tanpa berfikir panjang akhirnya deren menyetujui permintaan Jihan karena ia sendiri juga tidak tau harus bagaimana agar Jihan mau menjauhi dirinya.
Malam ini deren tidur di sofa ruangan Jihan dan syena tidur di samping Jihan menggunakan kursi, sedangkan Rio sudah pergi terlebih dahulu mengambil mobil Nara pastinya tau kan ini ulah siapa.
Keesokan harinya syena bilang jika ia ingin pulang sebentar hanya sekedar mengambil pakaian untuk dirinya dan Jihan.
Yang artinya sekarang hanya ada deren dan Jihan di dalam ruangan itu.Seperti biasa sarapan pagi di antar oleh perawat yang ada di sana,setalah mereka mengecek keadaan Jihan.
Perawat tersebut memintanya untuk segera sarapan karena nanti harus meminum obat.Dengan di bantu deren Jihan mulai makan seperti biasa.
"Der,bisa minta tolong ambilkan tisu ngga"
Tanpa menjawab deren mengambilkan tisu untuk Jihan,karena tangan Jihan yang satunya di perban dan ia merasa kesulitan untuk makan.
Deren langsung mengambil sendok yang di pegang Jihan dan menyuapinya.
Namun saat dipertengahan ada nasi yang mempel di samping bibir Jihan,melihat itu deren segera membersihkannya.Tak lama terdengar suara pintu terbuka,deren menghiraukan itu karena pasti itu adalah syena atau Rio dan melanjutkan menyuapi jihan.Namun Jihan menolaknya..
"Cepat makan,habis itu minum obat"
"Ngga udah kenyang"
"Yaudah"
Ucap deren sambil membersihkan sekitaran bibir Jihan.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperlihatikan mereka dari kejauhan..***
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WRITER [✓]
Fanfiction[Tahap revisi] Pertemuannya dengan seorang pria dari masa lalunya secara tidak sengaja mengubah kehidupan Nara. Berusaha untuk berdamai dengan keadaan membuat Nara tidak bisa membedakan mana yang nyata dan bukan.Nara menyadari jika kehidupan cinta d...