BAGIAN 63: Akhir

4.5K 196 27
                                    

Suara tepuk tangan terdengar riuh di aula SMA Starlight. Reina berjalan anggun menaiki panggung. Hari ini, tepat di hari kelulusannya Reina tampil cantik dengan balutan kebaya berwarna peach.

Gadis itu membungkuk untuk mencium punggung tangan wali kelasnya. Lagi dan lagi Reina berhasil menyabet peringkat juara pertama dengan nilai terbaik di satu angkatan.

"Selamat Reina! Ibu bangga sama kamu. Tetap pertahankan prestasi kamu ya."

Reina menganggukkan kepala, dia menunjukkan senyum hangatnya pada Bu Puspita selaku wali kelasnya selama tiga tahun terakhir.

"Makasih Bu, udah ngasih Reina banyak ilmu," ujar Reina.

"Semoga ilmunya bermanfaat ya. Ibu tunggu kabar kesuksesan kamu di beberapa tahun ke depan."

Reina kembali menganggukkan kepala. Setelah menerima piagam penghargaan dari sekolah, gadis itu lantas turun untuk menghampiri teman-temannya di bawah sana.

"Aaa! Congrats Rein! Lo emang paling debes deh!" Zahra sedikit berlari untuk memeluk Reina.

"Oke, di momen yang bahagia ini, ga afdol rasanya kalo belum foto-foto. So, ayo kita foto dulu!" seru Zahra, dia melepaskan kamera yang sedari tadi menggantung di lehernya. Sesaat mata Zahra tampak bergulir ke sana ke mari mencari seseorang yang sekiranya bisa disuruh untuk memotret dirinya dengan Reina dan Tasya.

"Eh, Joko! Joko!" panggil Zahra saat melihat kenalannya lewat. Joko, lelaki dengan tuxedo berwarna hitam itu berjalan menghampiri Zahra.

"Apa?" tanyanya.

"Minta tolong fotoin gue dong! Ini kameranya. Yang bagus, oke?!"

Joko menghembuskan napasnya lelah. Dia hanya akan pergi ke toilet, tapi di setiap langkahnya selalu saja ada halangan. Bahkan Zahra merupakan orang ketiga yang membuatnya menjadi fotografer dadakan. Dengan terpaksa pu Joko mengambil kamera milik Zahra, dia berjalan mundur beberapa langkah dan mengarahkan kameranya untuk memotret.

"Buruan!"

"Ayo girls!"

"1... 2... 3!"

Zahra, Tasya, dan Reina saling rangkul satu sama lain. Bukan hanya saat sedang berfoto ria, dalam menghadapi masalah kehidupan pun mereka tetap seperti itu. Saling mengerti dan menyemangati satu sama lain. Tasya dan Zahra akan menjadi orang penting dalam hidup Reina, dan ia tidak akan pernah melupakan mereka seumur hidupnya.

Selesai dengan sesi foto, Reina, Zahra, dan Tasya duduk di kursi yang sudah disediakan oleh para panitia. Serangkaian acara hiburan dari adik-adik kelas Reina sudah mulai ditampilkan di atas podium.

Reina fokus dengan ponsel, dia sedang memilih milih foto yang selanjutnya akan ia upload di akun sosial medianya.

"Permisi Kak," seseorang datang dan berujar di samping Reina. Reina menoleh. Dia menemukan seorang gadis berkulit putih yang dikiranya adalah panitia karena menggunakan name tag.

"Iya?"

"Kakak, Kak Reina kan?"

Reina mengangkat kedua alisnya bingung, "Iya. Kenapa ya?"

"Ini kak, tadi ada titipan." Gadis itu menyerahkan sebuah amplop berwarna biru langit kepada Reina.

"Dari siapa?" tanya Reina.

Gadis di hadapan Reina menggeleng. "Kurang tau kak, tapi tadi yang nganterinnya abang ojek online, katanya buat Kak Reina."

"Ah, kalo gitu makasih ya."

"Sama-sama, Kak. Saya permisi."

"Dari siapa?" tanya Tasya penasaran.

Reina menggelengkan kepala. "Gak tau juga."

Story of Reina [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang