Kak Al
Pacar saya.Tubuh Reina menegang seketika itu juga. Jadi selama ini Alaric sudah memiliki seorang kekasih? Tapi di mana gadis itu? dan mengapa Reina tidak pernah melihatnya. Lalu jika Alaric mempunyai kekasih, kenapa lelaki itu mau-mau saja menerima perjodohannya dengan Reina?
Reina
Kakak serius?Kak Al
Ada selama ini saya keliatan bercanda?Reina bergeming. Sejauh ini dia bahkan belum pernah melihat Alaric bercanda apalagi tertawa. Hidupnya terlalu serius.
Reina
Terus kalau kak Al punya pacar, kenapa terima perjodohan itu?Kak Al
Ya, kamu jg knp terima perjodohan itu?Reina terdiam seketika. Jadi selama ini Alaric juga tau jika Reina berpacaran dengan Fano? Reina menepuk jidat, merasa bodoh atas dirinya sendiri.
Reina
Aku gak bisa nolak keinginan papah, lagian aku sm Fano udh gak ada hubungan apa-apa.
Terus, skrg pacar Kak Al dimana? kok aku gak pernah liat?Reina dengan nekat menayakan hal itu pada Alaric. Biarlah dia sudah terlanjur kepo. Lima menit menunggu, namun Alaric belum juga membalas pesannya. Reina mendesah kecewa, dia lantas menyimpan ponselnya kembali di atas meja belajar. Netra mata Reina memperhatikan foto itu lekat-lekat. Pacar Alaric cantik. Berbeda sekali dengan dirinya yang seperti kertas minyak.
Cklek
Pintu kamar Reina tiba-tiba terbuka. Reina menolehkan kepalanya dan langsung menemukan Cika yang berdiri di ambang pintu dengan cengiran khasnya.
"Kak, aku main di sini ya? Nggak ada temen," kata Cika sembari membenarkan posisi laptop dalam pelukannya.
Reina menganggukan kepala. "Sini! masuk aja."
"Yeay!!" Cika bersorak girang. Tanpa ragu dia masuk ke dalam kamar, lalu mulai menyalakan laptopnya. Seperti biasa, dia akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton film.
Reina menatap Cika sesaat. Ingin rasanya dia menayakan tentang sosok pacar Alaric kepada gadis remaja itu, karena Reina yakin Cika pasti tau setidaknya sedikit hal tentang pacar Alaric.
"Cika?" panggil Reina. Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri, Reina pun bertekad menayakan hal itu.
"Kenapa, Kak?"
"Kamu tau dia?" tanya Reina menunjukan foto temuannya kepada Cika. Mata Cika memicing, keningnya mengkerut sesaat sebelum dia beroh ria.
"Ohh... itu Kak Alissa," ujar Cika.
"Kamu kenal?"
Cika menganggukan kepala, "Pacarnya abang. tapi dulu waktu masih SMA. Kak Alissa itu baikkk banget. Dulu sering banget main ke rumah, tapi semenjak Cika kelas 3 apa 4 SD gitu, Kak Alissa nggak pernah ke sini lagi sampe sekarang," jelas Cika.
"Loh, kenapa?"
Cika mengedikan bahunya, "Nggak tahu. Setiap Cika tanya sama Abang, 'Kak Alissa kemana?', Abang nggak pernah jawab. Putus kali sama Abang. Abang kan galak mana ada yang mau pacaran sama dia. Mama aja sampe jodohin Abang sama Kak Reina." Mendengar itu Reina tersenyum geli. Dia bahkan hampir melupakan statusnya dengan Alaric yang sudah bertunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Reina [SELESAI]
Novela Juvenil"Lupa lepas cincinnya, Fan." "Kenapa harus dilepas?" "Lo nggak baik-baik aja kalau cincinnya masih dipake. Iya, kan?" "Nggak usah terlalu pikirin gue, gue baik-baik aja." ____ "Aku nggak mau ngerepotin Kak Al dengan antar jemput aku ke sana sini." "...