BAGIAN 44: Awal Sesungguhnya

2.2K 149 24
                                    

365 hari di tahun 2020 telah Reina lalui dengan sempurna. Walau ternyata hari-harinya berjalan tak semulus yang ia bayangkan. Ya, lagi-lagi ekspektasinya tertampar oleh realita. Banyak kejutan yang Reina terima di tahun ini. 2020. Tahun yang banyak mengubah jalan hidup Reina. Dijodohkan, tunangan, gagal juara umum, juga punya keluarga baru. Sungguh, semua itu tak pernah ada dalam bayangan Reina sebelumnya.

Jalanan Ibu Kota di malam pergantian tahun terlihat sangat padat. Banyak orang berbondong-bondong pergi keluar rumah untuk menghabiskan malam penutup akhir tahunnya. Dengan airpods yang terselip di kedua telinga, Reina memandang suasana jalanan lewat jendela mobil. Helaan napas panjang terdengar keluar dari mulut gadis itu. Sungguh menyesakkan.

Ingin rasanya dia meninggalkan Jakarta dan berpindah menempati kota yang lebih tenang juga renggang penduduk. Ya, mungkin Reina bisa pergi ke Kanada, mengunjungi Jordan River dan pantai cantiknya. Haruskah Reina terbang ke sana detik ini juga? Rasanya ia mulai gila sekarang.

Tidak lama mobil yang Reina tumpangi berhenti di pekarangan rumah Rumah Alaric. Ya, malam tahun baru Reina akan dihabisakan bersama dengan keluarga lelaki itu.

Tangan Reina bergerak melepas sebelah airpods-nya. Di sampingnya ada Chelsea juga Keyla yang sedari tadi tidak Reina anggap kehadirannya. Di depan kemudinya, Romi tampak membuka sabuk pengaman. Pria paruh baya itu lalu mengajak seluruh anggota keluarganya untuk turun dari mobil. Sejenak, Reina merapikan penampilannya sebelum akhirnya langkah kaki gadis itu digerakan mengekori Romi dan Renata yang sudah berjalan memasuki kediaman Alaric.

Senyuman hangat Bunda Gina dan Reynald menyambut kehadiran keluarga Reina. Sejenak para orang tua itu tampak saling sapa di ambang pintu sebelum akhirnya Gina dan Reynald mempersilahkan keluarga Reina masuk. Mereka langsung digiring menuju halaman belakang rumah, dan ternyata peralatan untuk acara barbeque sudah di siapkan di sana.

"Kak Reina!" pekik Cika girang. Reina mengulas sebuah senyum. Entah kenapa Cika selalu tampak excited dengan kehadiran Reina, membuat Reina seringkali tersanjung oleh perlakuannya.

Cika tampak mencium punggung tangan Romi dan Renata sebagai bentuk penghormatan, sebelum gadis remaja itu menarik Reina untuk ikut bakar-bakar bersama Alaric dan Erlan.

Alaric ada di sana. Tengah membolak balik sosis juga jagung bakar di atas bara api. Di sampingnya ada Bella-istri Erlan, yang tengah menyiapkan bumbu untuk bakarannya. Tak lupa kehadiran Kenneth yang tengah dijaga oleh Erlan. Bayi laki-laki itu tampak ingin ikut-ikutan memeriahkan acara.

"Hey, Reina!" sapa Bella-istri Erlan, saat melihat kehadiran Reina di dekatnya. Reina tersenyum simpul membalas sapaan Bella.

"Bang," sapa Reina kepada Erlan. Tangan gadis itu terulur untuk mencubit pipi gembul Kenneth. Tampak menggemaskan.

Atensinya beralih menatap Alaric yang masih terlihat fokus dengan kegiatannya. Mungkin lelaki itu tidak menyadari kehadiran Reina atau mungkin Alaric memang pura-pura tidak menyadari kehadiran Reina. Entahlah, Reina tidak peduli.

"Ada yang bisa aku bantu nggak, Kak?" tanya Reina menawarkan diri kepada Bella. Ibu muda itu sejenak tampak berfikir.

"Ah, bisa tolong bumbui ikannya pake bumbu ini?" Bella menunjuk satu baskom ikan segar dengan bumbu yang baru dia racik secara bergantian. Reina menganggukan kepala. Boleh juga.

Gadis itu mengambil alih semuanya. Dia melumuri ikan-ikannya dengan bumbu kuning, hingga mulai membakarnya satu persatu di atas panggangan.

Waktu terus berlalu. Tak terasa malam pergantian tahun hanya tinggal menghitung menit. Reina sudah selesai dengan bakarannya ketika ponsel gadis itu berdering nyaring. Sejenak Reina undur diri, bergerak sedikit menjauh dari kumpulan anggota keluarganya yang tampak sedang bersenda gurau.

Story of Reina [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang