Kamu, adalah sosok yang berhasil
menarik kembali atensi saya – Alaric Keenan Pirata— Story of Reina —
Sepulang sekolah, Reina memutuskan untuk menunggu Fano di depan salah satu Minimarket dekat sekolahnya. Tadi Romi baru saja memberitahu Reina bahwa dia tidak bisa menjemput, karena ada urusan pekerjaannya yang tidak bisa ditinggal. Maka dari itu, Reina memutuskan untuk pulang bersama Fano. Namun, nyatanya hingga saat ini Fano belum juga menunjukkan batang hidungnya.
Helaan napas panjang terdengar keluar dari mulut Reina untuk yang kesekian kalinya. Dia sudah merasa sangat pegal menunggu Fano yang kehadirannya begitu abu-abu.
Ting!
Ponsel Reina tiba-tiba berbunyi singkat. Layarnya menyala, menampilkan sebuah pesan baru dari Fano.
Fano
Gue otw kesituReina
CepetReina memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku seragam. Netra matanya berpendar, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Hingga pandangan mata Reina tiba-tiba teralihkan pada seseorang yang baru saja keluar dari pintu Minimarket.
Untuk beberapa saat Reina sempat terpaku di tempatnya. Kedua bola mata Reina terus memperhatikan sosok yang kini mulai berjalan melewatinya. Hingga pada akhirnya sosok itu mulai masuk ke dalam mobil putih miliknya yang terparkir di depan Minimarket.
Tinn tinn!
Suara klakson motor Fano menyadarkan Reina dari lamunannya. Reina mengerjapkan mata selama beberapa saat. Dia kemudian menggelengkan kepala pelan. Apa-apaan ini, kenapa dia jadi memperhatikan orang asing seperti ini?
Sesaat Reina menghela napas berat. Dia lantas mengalihkan atensinya kepada Fano yang sudah duduk manis di atas motornya.
"Ayo!" seru Fano, lantang. Sudah lelah menunggu, Reina pun menyambut kehadiran Fano dengan suka cita. Gadis itu sedikit berlari menghampiri Fano, sebelum akhirnya memasang wajah sebal.
"Lama!" ketus Reina. Fano tidak tahu saja kaki Reina sudah mleyot, sampai rasanya tidak kuat lagi untuk menopang beban badannya.
Tidak mendapat tanggapan dari Fano, Reina pun mendongakkan kepala. Gadis itu menatap Fano yang memasang raut wajah datar tidak bersalahnya.
"Lo denger gak sih?!" kata Reina merasa kesal telah dicuekkan Fano. Setidaknya kan, Fano ngomong apa kek.
"Ayo buruan! Panas," ujar Fano seolah omongan Reina yang sebelumnya hanya angin lalu.
Reina mengerucutkan bibirnya sebal. "Lo pikir dari tadi nunggu di sini gak panas?"
"Di dalem ada AC setau gue."
"Kan gue nunggu di luar, Fano!" Reina geram. Ingin rasanya dia mencekik leher Fano saat itu juga.
"Ya siapa suruh tunggu di luar?"
Hembusan napas kasar terdengar lolos dari mulut Reina. Gadis itu sudah geram, malah ditambah kegeraman lagi, geram plus plus kan jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Reina [SELESAI]
Teen Fiction"Lupa lepas cincinnya, Fan." "Kenapa harus dilepas?" "Lo nggak baik-baik aja kalau cincinnya masih dipake. Iya, kan?" "Nggak usah terlalu pikirin gue, gue baik-baik aja." ____ "Aku nggak mau ngerepotin Kak Al dengan antar jemput aku ke sana sini." "...