SELAMAT MEMBACA CERITA REINA
* * *
Matahari baru saja menampakan dirinya di Ufuk Timur. Seorang gadis masih bergelung di balik selimut tebalnya. Bermalas-malasan. Dia bahkan kalah dengan ayam ayam tetangga yang sudah terjaga sejak subuh.
Tok tok tok
"Reina! Bangun sayang."
Tok tok tok
Reina mengerjapkan matanya. Perlahan kesadaran gadis itu mulai terkumpul. Matanya menyipit, melihat seberkas cahaya matahari yang menerobos masuk lewat celah jendela kamar.
Gadis itu menggeliat. Meregangkan seluruh otot tubuhnya. Dengan kesadarannya yang masih setengah, Reina mengambil ponselnya di atas nakas untuk kemudian melihat tangal yang tertera di sana.
Minggu, 01 November 2020.
Reina bernapas lega. Hari minggu toh. Dia kembali menyimpan ponselnya. Menarik selimut hingga sebatas bahu, lalu memejamkan matanya. Berniat untuk tidur kembali. Namun baru beberapa saat matanya terpejam, Reina langsung membukanya kembali. Sepertinya ada hal yang ia lupakan, tapi apa.
Reina kembali mengambil ponselnya. Dia mengecek ulang tanggal yang tertera di sana. Berulang kali juga Reina mengerjap untuk memastikan, barangkali penglihatannya salah. Tapi ternyata matanya tidak salah. Ini memang hari minggu, tanggal 01 November 2020. Sesaat kemudian barulah Reina menatap sekelilingnya tak percaya. Bahkan dia sempat menepuk-nepuk pipinya berulang kali. Memastikan bahwa Ia berada dalam dunia nyata.
"Kenapa secepet ini?" gumamnya pelan.
Gadis itu menengadahkan kepalanya frustasi. Niatnya untuk hibernasi terpaksa harus dia batalkan. Dengan segera Reina menyibak selimutnya kasar. Dia turun dari kasurnya, lalu berjalan keluar menuju dapur.
Saat sampai di dapur, gadis itu membuka kulkas dan mencari minuman dingin. Mungkin dengan air dingin bisa menyegarkan otak juga hatinya. Sesaat Reina dapat mendengar kegaduhan di halaman belakang rumahnya. Karena penasaran, dia pun membawa langkah kakinya menuju sana.
Banyak orang hilir-mudik mempersiapkan dekorasi untuk acara pertunangan Reina. Ya, hari ini adalah hari pertunangannya. Reina menghembuskan napasnya jengah. Mengapa semua ini berjalan begitu cepat?
Tidak ingin berlama-lama di sana, dia pun kembali masuk ke dalam rumah. Naik ke lantai atas, berniat pergi ke kamarnya. Namun langkah kaki Reina terhenti saat telinganya samar-samar mendengar perbincangan di dekat belokan kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Reina [SELESAI]
Teen Fiction"Lupa lepas cincinnya, Fan." "Kenapa harus dilepas?" "Lo nggak baik-baik aja kalau cincinnya masih dipake. Iya, kan?" "Nggak usah terlalu pikirin gue, gue baik-baik aja." ____ "Aku nggak mau ngerepotin Kak Al dengan antar jemput aku ke sana sini." "...