Sudah beberapa hari aku dirumah sendiri bersama Bomby, sebenarnya tak hanya Bomby si peri rumah yang ada di manor Prizoel, ada sekitar 14 peri lain yang ditugaskan untuk menjaga rumah, dan masak, dan Bomby hanya ditugaskan untuk menemaniku dan berbelanja kebutuhan Manor. Saat ini keseharianku hanya mengganggu Bomby dengan satu buah wortel, aku tak tau kenapa Bomby takut dengan wortel. Katanya sih dia pernah memakan wortel mentah busuk ketika membeli sayuran di pasar, jadi sejak saat itu aku selalu menemani Bomby ketika ingin membeli sayuran wortel, sekaligus jalan jalan.
Hari ini aku hanya menghabiskan waktu bersama Bomby di perpustakaan pribadi, sampai akhirnya ada peri rumah yang lain bernama Rneder muncul dari ambang pintu,
"Maaf Nyonya, ada yang ingin bertemu dengan anda!" Katanya.
"Itu pasti Draco." Gumamku sambil memegangi pipiku.
"Sepertinya, ada yang di jenguk pacarnya nih." Kata Bomby.
"Diam kau, atau makananmu aku beri wortel?" Ancam ku ke Bomby. Dan Bomby hanya nyengir.
Aku keluar dan berlari menuju pintu depan. Hatiku serasa berbunga bunga, entah kenapa. Saat sampai didepan aku melihat Draco yang sedang berdiri, aku segera berlari menerjang tubuh Draco dan memeluknya erat tubuhnya.
"Draco!" Kataku sambil melompat memeluk tubuh Draco.
"Wah wah, sepertinya kau rindu berat denganku." Kata Draco sambil mengusap usap rambutku.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Aku serasa ingin melayang layang ke angkasa, entah kenapa aku sangat menyukai Draco datang menemuiku.
"Ayo." Ajak Draco. "Ayo kita ke rumahku."
"Beneran kerumahmu?" Kataku ragu. "Kau tau, aku takut dan, yaa..--"
"Sudahlah, ikut aja." Kata Draco enteng.
"Memangnya kita kesana naik apa?" Tanyaku.
"Naik mobilku." Kata Draco yang menggandengku keluar dari Manor Prizoel.
"Siapa yang menyetir?" Tanyaku.
"Tentu saja, Draco Malfoy." Kata Draco dengan angkuh.
"Memangnya kau bisa menyetir?" Tanyaku sambil mengangkat alis. "Gak takut nabrak?"
"Udah tenang aja, kau bersama ahlinya." Kata Draco sambil membukakan pintu mobil untukku. "Silahkan masuk, princess."
"Thank you, prince." Kataku sambil masuk dan duduk di dalam mobil.
***
Bangunan hitam tinggi menjulang, pagar hitam dari besi tinggi di langit langit, halaman yang luas. Sekarang kami berada di halaman Manor Malfoy. Aku menjejakkan kakiku keluar dari mobil, aku sedikit merinding ketika melihat Manor milik orang tua Draco.
"Welcome to my house!" Kata Draco. "Mari kita masuk!"
"Tapi, Dra--Draco," kataku tersendat sendat. "Aku tak siap untuk bertemu dengan orang tuamu, dan--"
"Sudahlah, mereka tidak akan menjadikanmu umpan untuk burung elang kami." Kata Draco yang membuatku semakin merinding. "Ayo kita masuk!"
Draco menggenggam tanganku dan membuka pintu Manor, kami memasuki ruangan Manor, aku merasa gugup dan memandang sekeliling.
"Mom, aku pulang." Teriak Draco.
"Ouh, kau sudah pulang rupanya." Kata seseorang yang keluar dari salah satu ruangan. Dia memiliki kulit pucat, rambut pirang cerah dan berwajah cantik.
"Dan kau, pasti Arabelle Alexa yang sering diceritakan oleh Draco." Katanya padaku.
"Ya, Mrs. Malfoy." Kataku malu malu.
"Ternyata kamu sangat cantik dan manis," Kata Narcissa Malfoy sambil memelukku. "Kau lebih dari yang diceritakan oleh Draco."
Aku hanya tersenyum, "Kalian pasti lapar," Kata Narcissa Malfoy. "Akan ku siapkan makanan untuk kalian, Draco ajak pacarmu keruang keluarga."
"Wait!? Pacar? Apa Draco mengenalkan ku sebagai pacarnya?" Gumamku sambil berjalan di gandeng Draco. "Dan pintar sekali, Draco. Dia tak menyebut nama marga ku."
Kami duduk di kursi dekat perapian, seperti ruang keluarga berkumpul. Kini disana ada seorang laki laki yang sedang membaca koran, ia memiliki kulit putih pucat, rambut kuning platinum seperti Draco, kurasa itu Lucius Malfoy ayah Draco.
"Dad, perkenalkan ini Arabelle Alexa, temanku, bisa disebut pacar." Kata Draco memperkenalkan diriku.
Lucius melipat korannya dan menatapku dengan tatapan dingin dan dalam, ia menatapku sedikit lama, aku hanya menelan ludahku bulat bulat.
"Oh, jadi kau gadis yang akhir akhir ini diceritakan oleh Draco?" Kata Lucius yang menaruh korannya diatas meja. "Saya ingin bertanya padamu."
Jantungku berdegup kencang, napas seakan sesak ketika berbicara dengan orang tua Draco. "Bertanya apa Mr. Malfoy?"
"Kenapa kau bisa jatuh cinta pada Draco yang tolol ini?" Kata Lucius dengan nada santai tak seperti kesannya yang pertama. "Kau pasti tahu, kalau Draco selalu mengandalkan namaku ketika ia diganggu atau apapun itu. Dan kenapa kau mau menjadi pacar Draco yang payah ini? Ku dengar dari Draco kau anak yang pemberani dan pintar dari asrama Gryffindor, benarkah itu?"
Rasa yang tadinya gugup kini menjadi menyenangkan dan lega,
"Dad, jangan merendahkan anakmu ini didepan, pacarnya." Rengek Draco.
"Yang dikatakan ayahmu benar, Draco." Kata Narcissa yang muncul sambil membawa 4 gelas yang berisi jus jeruk dan kue kering diatas nampan.
"Mom!" Kata Draco.
"Jangan jangan, Arabelle kau di guna guna?" Kata Narcissa. "Aku bisa menetralisir itu."
"Tidak, Mom, Dad!" Kata Draco kepada kedua orang tuanya. "Dia mencintaiku karena aku sangat--" kata Draco terpotong.
"Karena kau sangat payah dan cengeng?" Kata Lucius yang mengejek Draco.
Draco hanya mendengus kesal.
Keluarga itu ternyata sangat hangat dan menyenangkan, tak seperti kesannya yang pertama kali. Aku mulai nyaman dengan mereka.
{Tunggu cerita selanjutnya ya!}
{ Maaf jika banyak typo :( }
Hai, Reader! Kalau kalian suka jangan lupa klik vote yaa!!!, Kalianlah sumber kebahagiaanku ( ˘ ³˘).
KAMU SEDANG MEMBACA
Love story {Draco × Reader}
FantasiaBagaimana jika si keras kepala dan si angkuh bertemu? Dan bagaimana jika kebencian dan cinta menjadi satu? Siapakah yang akan menang? Apakah dendam antara kedua orang tua mereka akan mengalahkan cinta mereka? {End} {Makin kebawah makin seru!} Semua...