Aku duduk termenung di sendiri di pojokan. Aku tak menyangka Harry akan menyerahkan dirinya. Apa Harry benar² akan mati?
Aku membenamkan wajahku di antara lengan dan dengkulku. Tiba-tiba, ada yang membelai lembut rambutku, aku kira Harry ternyata Draco.
"Harry!" Kataku spontan. "Ouh, Draco."
"Kenapa kau mengira aku Potter?" Tanya Draco.
"Harry- Harry menyerahkan dirinya kepada Voldemort." Jawabanku lesu sedikit terisak. "Aku tak menyangka hal ini akan terjadi, hampir semua aku melakukan apapun bersama Harry. Dari makan, belajar, tinggal, menyelamatkanku dari Bellaetrix, dan berburu Horcrux. Itu hanya akan menjadi kenangan indah dihatiku."
Draco pun meletakkan kepalaku di bahunya, "Masih ada aki disini. Tenanglah, aku akan menjadi Potter untukmu. Menemanimu, menolongmu, memberimu kebahagiaan dan bahagia bersama." Kata Draco. Aku hanya mencengkram erat baju Draco.
Terdengar suara derap langkah kaki yang seperti berjalan menuju kastil Hogwarts. Terlihat para pengikut Voldemort berjalan beriringan dan Voldemort berjalan paling depan. Voldemort dan para pengikutnya sedang mendekati kastil. Seluruh anak keluar untuk melihat Voldemort, Arabelle, Draco, dan seluruh siswa berjalan keluar kastil dan melihat apa yang Voldemort lakukan kemari. Terlihat Hagrid menggendong seseorang yang terbaring lemas.
"Siapa itu?" Tanya Ginny. "Siapa yang dibawa Hagrid? Neville, siapa itu?"
"Harry Potter sudah matiiii!!!!" Teriak Voldemort dengan bangga.
"Tidak!!!" Teriak Ginny histeris. Ia hendak berlari menghampiri jasad Harry, tapi ditahan oleh Mr Weasley.
"Diam!" Bentak Voldemort. "Gadis bodoh! Harry Potter sudah mati.Mulai hari ini dan seterusnya kalian harus menghamba padaku."
Wajah wajah orang yang ada disana langsung menunduk, menangis, dan air mata mengalir dipipi mereka, termasuk diriku. "Harry Potter sudah mati!" Teriak Voldemort dan disusul dengan ketawa para pengikut Voldemort, suara Bellaetrix paling menggelegar.
"Heheheheee!" Tawa Voldemort seperti mendapat gaji Alfamart. "Dan sekarang waktunya menyatakan diri kalian. Majulah dan bergabunglah dengan kami, atau mati!"
"Draco!" Panggil Lucius. Seluruh anak menatap Draco, aku mencengkram erat tangan Draco. Draco terlihat seperti ingin menangis. "Draco!"
"Draco." Panggil lembut Narcissa Malfoy. "Kemarilah."
Draco menatapku, aku menggelengkan kepalaku. "Maafkan aku, Arabelle." Kata Draco sambil melepaskan cengkraman tanganku dan berjalan maju.
"Bagus sekali, Draco." Kata Voldemort sambil memeluk Draco dengan sedikit canggung. "Bagus sekali!"
"Arabelle." Panggil Alex Prizoel. "Kemarilah nak. Bergabunglah dengan ayah."
Seluruh anak dan para Professor menarapku, aku berjalan sedikit maju dan berkata, "Siapa kau?"
"Aku ayahmu, sayang." Kata Alex. "Kemarilah."
"Kau bukan ayahku, kau bukan malaikat pelindungku lagi." Kataku sambil menahan air mata. "Kau telah mengiring ibuku dan membawanya untuk diserahkan kepada botak pucat itu!"
"Botak pucat?!" Teriak Bellaetrix. "Kau memanggil tuanku dengan sebutan botak pucat?!"
Bellaetrix hendak menyerang, tapi ditahan oleh Alex. "Jangan, Nyonya. Kumohon!"
"Turunkan tongkatmu, Bellaetrix." Kata Voldemort. "Nama yang diberikan Arabelle memang seperti penampilanku. Jadi sekarang, Arabelle. Maukah kau bergabung dengan kami?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love story {Draco × Reader}
FantasíaBagaimana jika si keras kepala dan si angkuh bertemu? Dan bagaimana jika kebencian dan cinta menjadi satu? Siapakah yang akan menang? Apakah dendam antara kedua orang tua mereka akan mengalahkan cinta mereka? {End} {Makin kebawah makin seru!} Semua...