Setelah pelajaran ilmu hitam dari Professor Lupin selesai, aku di halaman sekolah bersama Draco yang sedang menikmati apel hijau kesukaannya. Aku mendengar ada 2 orang membicarakan tentang diriku, Draco pun mendengarnya.
"Kau tau, Arabelle Prizoel" kata seseorang terlihat dari anak Slytherin.
"Iya, itu dia yang bersama Draco Malfoy." Kata temannya yang lain menunjukku.
"Oh, ternyata dia?" Kata satunya. "Dia tak cantik, tapi kenapa dia disukai oleh Terence Higgs?"
"Wajarlah jika banyak yang suka dengannya, dia'kan kaya." Kata temannya. "Lihat Draco, dia juga sangat lengket dengannya."
"Aku tak terima Terence Higgs Slytherin yang terkenal menyukainya!"
"Apa yang mereka bicarakan itu?" Kata Draco sambil mengepalkan tangannya. "Tak bisa ku biarkan." Draco bangku dari kursinya dan berjalan menuju kedua anak perempuan tersebut.
"Hai, kau mau kemana Draco?" Teriakku terkejut.
"Tak bisa ku biarkan Arabelle!" Kata Draco.
"Hai!" Teriak Draco kepada ke dua teman asramanya. "Apa yang kalian bicarakan hah? Berani beraninya kau membicarakan Arabelle seperti itu!"
"Sudahlah, Draco." Kataku meredam kemarahan Draco.
"Wah, Draco." Kata anak tersebut. "Sepertinya kau sudah diracuni olehnya."
"Jaga bicaramu!" Kata Draco terlihat semakin berang. "Kata siapa jika Higgs menyukai Arabelle?"
"Tanya saja sama orangnya, sendiri." Katanya.
"Baiklah." Kata Draco. "Ikuti aku, tak boleh seorangpun menyukai Arabelle!"
Draco menggandeng tanganku dan menuju asramanya, hendak menemui Terence Higgs. Aku berusaha membujuk Draco agar tidak memperpanjang masalah ini tetapi tidak mempan.
"Draco, kita mau kemana?" Kataku.
"Ke dalam asramaku, akan ku buktikan apa hal itu benar!" Kata Draco.
Draco membawaku masuk kedalam asramanya, dia berteriak memanggil manggil nama Terence Higgs.
"Woi! Higgs keluar kau!" Teriaknya sambil mondar mandir. "Keluar kau Higgs!"
"Sudahlah, Draco!" Kataku membujuk. "Kau tau, aku malu."
"Tak usah malu!" Katanya. "Woi Higgs, keluar!"
Seluruh anak Slytherin berkumpul di hadapan Draco, aku hanya bisa bersembunyi di balik tubuh Draco. Akhirnya yang Draco panggil panggil muncul.
"Kenapa kau mencariku?" Kata Terence.
"Aku mau tanya, apa benar kau menyukai Arabelle?" Tanya Draco sambil mengepalkan tangannya.
"Benar!" Jawab Terence dengan enteng. Aku pun terkejut. "Arabelle sangat cantik dan anggun. Matanya yang indah dan menarik untuk dipandang."
"Apa katamu?" Teriak Draco.
"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" Kata Terence.
"Kau menyukai gadisku!" Kata Draco.
"Gadismu?" Kata Terence. "Hahaha!"
"Kenapa kau tertawa?" Tanya Draco yang membara.
"Maksudmu Arabelle Prizoel yang dekat denganmu?" Kata Terence cekikikan. "Bukan, woi! Bukan Arabelle Prizoel! Tapi yang Arabelle Nlormax."
"Sukur kau, Draco." Gumamku sambil menahan tawa.
"Benarkah kau tidak menyukainya?" Kata Draco menyakinkan.
"Kalau boleh, Juga gak papa, Arabelle juga cantik matanya yang indah lebar." Kata Terence.
"Apa!" Teriak Draco.
"Sudah Draco!" Kataku. "Ayo kita pergi!"
Aku mengajaknya pergi keluar dari asramanya. "Kenapa kau sangat marah, Draco?" Tanyaku.
"Ya. Aku tidak terima dengan yang mereka katakan." Jawab Draco.
"Draco, kau sangat marah tadi." Kataku. "Dan kenapa kau sangat marah?"
"Aku tak terima jika ada laki laki lain yang menyukaimu selain diriku." Katanya nyerocos.
"Ha?" Kataku tak percaya.
"Lupakan saja." Kata Draco salah tingkah.
"Kau menyukaiku ya?" Godaku. "Iyakan?"
"Diamlah!" Kata Draco dengan pipinya yang memerah.
"Iyakan, ngomong aja." Kataku menggoda.
"Sudahlah." Kata Draco mengelak dan lari pergi menjauhi Arabelle.
Aku hanya menggeleng dan tertawa melihat tingkah laku Draco.
{Tunggu cerita selanjutnya ya!}
{ Maaf jika banyak typo :( }
Hai, Reader! Kalau kalian suka jangan lupa klik vote yaa!!!, Kalianlah sumber kebahagiaanku ( ˘ ³˘).
KAMU SEDANG MEMBACA
Love story {Draco × Reader}
FantasiBagaimana jika si keras kepala dan si angkuh bertemu? Dan bagaimana jika kebencian dan cinta menjadi satu? Siapakah yang akan menang? Apakah dendam antara kedua orang tua mereka akan mengalahkan cinta mereka? {End} {Makin kebawah makin seru!} Semua...