Yeah, Hari hari berlalu dengan cepat. Tak seperti yang telah mereka duga, mereka semakin dekat dan akrab. Suatu hari, saat pelajaran ramuan Arabelle mencuri pandangan ke arah Malfoy, terlihat Malfoy juga sedang memandangnya,
"Hai, Miss Prizoel!" Kata Malfoy tampa suara tapi bisa ku tebak. Arabelle terlihat salah tingkah,
"Arabelle, kau kenapa?" Tanya Ron yang duduk di sebelah Arabelle.
"Aku tak apa." Kata Arabelle mengelak. "Kenapa kau memperhatikan diriku? Perhatikan Snape atau kau akan di sihir jadi lemur!"
"Gitu aja sewot sih Belle!" Kata Ron menggunakan nama sebutannya untuk Arabelle.
"Miss Prizoel, Mr. Weasley!" Panggil Snape membuatku dan Ron merinding. "Kenapa kalian mengobrol di pelajaran ku? Jangan ulangi atau aku jadikan kalian bahan percobaan!"
"Maaf, Professor!" Kataku dan Ron bersamaan dan saling menyenggol.
Pelajaran Snape selesai, waktunya istirahat makan siang. Terlihat Arabelle sendirian di Great hall tampa sahabatnya, Malfoy berjalan dan duduk disebelah kanan Arabelle dan Arabelle tidak menyadari hal itu dan ia hanya menikmati makan siangnya. Saat menoleh kearah kanan untuk mengambil air minum di gelasnya terlihat Malfoy mengangkat alisnya dan tersenyum, dan membuat Arabelle tersedak air,
"Hai, Arabelle!" Kata Malfoy.
"Glekk" Arabelle tersedak air.
"Eh, kau tak apa?" Kata Malfoy terlihat cemas dan menepuk-nepuk punggung Arabelle.
"Ehemm.., kau kenapa, Malfoy?" Kata Arabelle.
"Aku hanya memperhatikan kau makan. Kau terlihat manis saat makan." Jawab Malfoy yang mulai genit.
Arabelle kembali salah tingkah, "Apa kau ingin aku mati dengan cara tersedak air, Malfoy?"
"Tidak lah, tak kan ku biarkan Arabelle yang manis ini mati dalam keadaan terdesak air!" Kata Malfoy menggoda.
Wajah Arabelle terlihat kemerahan tanda malu, "Sebentar, kau memanggilku apa?"
"Namamu lah, Arabelle kan?" Jawab Malfoy.
"Tidak seperti biasanya, kau memanggilku Arabelle." Kataku. "Kau biasanya memanggilku menggunakan nama keluargaku."
"Berarti aku mulai nyaman denganmu," Kata Malfoy. "Kapan kau mulai nyaman denganku?"
"Sudahlah, Malfoy. Aku ingin makan dengan nyaman." Kataku mendorong Malfoy pergi.
"Makanlah, tak perlu mengusirku!" Kata Malfoy. "Aku hanya melihatmu, dan tak memberikan tatapan racun yang membuatmu terbunuh."
Arabelle mendengus kesal dan melanjutkan makannya. Malfoy kembali membuka pembicaraan,
"Nanti jalan yuk?" Kata Malfoy tiba tiba.
"Kemana?" Kataku tampa melihat Malfoy sedikitpun.
"Ya, kemana aja. Ke danau hitam, atau balkon tempat kita berpelukan dulu." Malfoy kembali menggoda.
Arabelle kembali lagi salah tingkah, "Apa pipiku memerah?" Gumamku sambil memegangi pipiku.
"Pipimu mulai kemerahan, apa kau malu?" Malfoy menggoda.
"Enggak, ngapain--" kataku tampa melanjutkan.
"Ngapain apa?" Kata Malfoy.
"Lupakan, Malfoy." Kataku. "Pergilah atau aku yang akan pergi!"
"Ya, ya aku akan pergi." Kata Malfoy. "Tapi jawablah kau mau pergi jalan bersamaku tidak?"
"Ya aku akan pergi." Jawabku.
"Yes!" Kata Malfoy girang. "Kalau begitu kita bertemu jam 3 sore dibalkon ya! Bye.."
Arabelle hanya menggeleng dan tersenyum, "Ternyata Malfoy tak seperti kesannya yang pertama."
***
Sore jam 3 datang, aku berjalan menuju balkon untuk menemui Malfoy. Sesampainya di balkon, aku melihat Malfoy sedang berdiri di sana dengan mata tertutup.
"Malfoy." Panggilku lembut.
Malfoy menoleh ke arahku dan tersenyum, "Oh, hai Arabelle!" Dia berjalan mendekatiku dan menggenggam tanganku. "Ayo!"
"Sekarang?" Tanyaku.
"Gak tahun depan." Jawabnya sebal. "Ya, sekaranglah!"
Malfoy membawaku ke danau hitam dan duduk berdua di atas akar pohon yang ada di sana. Malfoy mulai membuka pembicaraan,
"Kau tau, ayah dan ibuku dulu sering kesini berdua." Kata Malfoy.
"Dari mana kau tau?" Tanyaku.
"Dari Mom." Jawabnya.
"Ouh." Kataku lemas.
"Kenapa kau lemas sekali, Arabelle?" Tanya Malfoy. "Bukankah kau tadi sudah makan? Apa memang dasarnya perutmu perut karet?"
"Hentikan itu, Draco." Kataku menyela.
Malfoy nampak terkejut, "Kau memanggilku apa?"
"Ya apalagi kalau bukan," kataku terpotong. "Aku memanggilmu, Draco?" Kataku tak percaya.
"Ya, kau memanggilku Draco!" Kata draco girang. "Berarti kau mulai nyaman denganku, iyakan?"
"Eng--enggak itu hanya kebetulan." Jawabku.
"Alah, ngaku saja apa susahnya." Kata Draco.
Arabelle sudah merasa terpojok, "ya-- ya bisa dibilang begitu."
Draco menyeringai lebar, "Jadi bukan aku doang sekarang yang nyaman."
"Stop Draco." Kataku memukul pelan pundak Draco.
{Tunggu cerita selanjutnya ya!}
{ Maaf jika banyak typo :( }
Hai, Reader! Kalau kalian suka jangan lupa klik vote yaa!!!, Kalianlah sumber kebahagiaanku ( ˘ ³˘).
KAMU SEDANG MEMBACA
Love story {Draco × Reader}
FantasiBagaimana jika si keras kepala dan si angkuh bertemu? Dan bagaimana jika kebencian dan cinta menjadi satu? Siapakah yang akan menang? Apakah dendam antara kedua orang tua mereka akan mengalahkan cinta mereka? {End} {Makin kebawah makin seru!} Semua...