7. WONDERING

13.3K 745 158
                                    

buat yg sudah penasaran dgn part 58, bole liat di guide ig yaaps. ini gak semua bisa aku masukin, so... sorry klo pendek 😬

jangan lupa untuk vomentnya, tink 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa untuk vomentnya, tink 😉

Di hari yang sama, Serena memejamkan matanya dan menjerit dalam hati ketika Marsya membanting ponsel miliknya ke atas meja dengan keras.

HP gueeee.

Kini Marsya menatap Serena dengan mata yang sudah memerah karena marah. Bisa-bisanya Serena membuat Kelvin dengan mudahnya memakan kue itu.

"Lo ke dukun mana sampe Kelvin mau makan bolu kampungan kayak gitu?" tanya Marsya sambil berteriak.

"Gak ada dukun dukunan!" Serena segera mengambil ponselnya yang tadi dibanting di atas meja cepat sebelum menjadi sasaran amarah Marsya lagi.

"Udah selesai kan, tugas gue?" Serena segera keluar dari ruang OSIS sebelum Marsya tambah emosi.

"ARRRGGGHHH." Marsya berteriak sambil mengepalkan kedua tangannya, napasnya memburu. Marsya benci Serena.

"Awas aja lo." Marsya menatap lurus dengan dendam. "Ngambil hati pangeran gueee, liat aja."

Sudah cukup Erica yang membuatnya kesal, kini bertambah dengan kehadiran Serena.

"Pangeran? Kelvin anak raja? Raja siapa?" celetuk Keysa sambil mengemut lolipop di tangan kiri dan kanannya.

Marsya menatap sinis temannya yang lemot itu.

"Raja Salman!" ketus Marsya lalu meninggalkan Keysa yang mengangguk-ngangguk dengan bodohnya.

"Berarti Kelvin orang Arab dong."

Pinter emang. Marsya juga heran mengapa temannya itu bisa lolos masuk OSIS. Yang harus Marsya pikirkan sekarang adalah ia harus membuat hidup Serena tidak tenang.

・。・。・。

Serena mengatur napasnya tak beraturan karena dirinya lari cepat-cepat agar Marsya tidak menyusulnya.

"Olahraga tiap hari gue disini," ucapnya lalu mengusap peluh di dahinya dengan punggung tangannya.

"Eh itu tuh cewek yang ngegoda Kak Kelvin, ya?" ucap seseorang yang membuat Serena mengernyitkan dahinya dan menoleh ke cewek itu yang memandangnya rendah.

"Ih iya bener, gatau malu banget, sih."

"Dia murid baru disini 'kan?"

"Ho oh tapi udah kecentilan."

Telinganya mencoba untuk tidak mendengarkan mereka. Hampir setiap hari gadis dengan rambut sepunggung itu mendengarkan hinaan dari mereka.

Anggap aja itu mbak K, Ren! pikirnya dalam hati.

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang