79. 273

5K 261 9
                                    

Sejak satu jam yang lalu, yang dilakukan Serena hanyalah melamun di kamarnya. Memikirkan kegelisahan yang tak berhenti menyelimutinya.

"Gak usah terlalu mikirin dia!" David berucap dengan lembut. Sedari tadi pria itu setia menemani putrinya. Walaupun Serena tak mengeluarkan sepatah kata, dan tak menatap ke arahnya.

"Sebenernya apa yang Papa sembunyiin dari aku?" tanya Serena, menatap ayahnya meminta penjelasan.

David mengalihkan pandangannya terhadap jam yang menempel di dinding, lalu bangkit dari duduknya. "Udah malem. Tidur, ya! Kamu harus banyak istirahat."

Pria itu kemudian menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu kamar, sebelum kemudian keluar dari kamar gadis itu.

"Sweet dream!"

Serena menatap pintu yang baru saja ditutup oleh ayahnya dengan hembusan napas kasar yang keluar dari sela bibirnya.

Bukannya menurut atas perintah ayahnya, Serena justru bangun dari tempat tidurnya dan mendudukkan tubuhnya di kursi depan meja belajar. Tangannya lalu bergerak mengambil kertas berisikan soal matematika yang sudah ia pecahkan, namun belum berhasil menemukan artinya karena kedatangan si cowok gila itu alias Kelvin.

Serena tahu ini ide gila. Mengerjakan soal matematika di malam hari hanya untuk mengalihkan beban pikirannya, meski justru akan menambah beban pikiran karena soal matematika itu begitu memusingkan.

Tangannya yang sudah memegang pulpen terus bergerak untuk mencari jawaban dengan cara memindah-mindahkan huruf o pada soal. Sampai akhirnya, suatu kata terbaca di antara huruf-huruf yang membuat gadis itu berhenti.

Serena kesulitan menelan ludahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serena kesulitan menelan ludahnya. Pelan-pelan tangannya kembali mengerjakan soal itu dari awal agar ia bisa kembali memastikan. Di akhir, Serena menuliskan jawaban yang memiliki arti dan baru disadarinya.

"Wow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow." Serena menggeleng-gelengkan kepalanya.

Namun, Serena masih belum merasa puas ataupun tersipu. Ia butuh mengetahui siapa yang terus memaksanya untuk memecahkan soal itu.

Satu nama muncul di otaknya.

"Gak! Gak boleh minta bantuan lagi ke dia!"

Bermodalkan buku paket dan soal-soal di Youtube ataupun google, Serena tak menyerah meski sangat sulit untuk mencari contoh soal yang sama. Belum lagi penjelasan itu juga agak sulit diterima otaknya. 

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang