13. EMOSI YANG NAIK

11.9K 609 195
                                    

Vote dan komen yang banyak heuheu, tink 😉

"Asaa... es krim Ara mana, ya?"

Angkasa mengernyit lalu menghampiri Annora yang menatap bingung ke arah freezer kulkas yang terbuka dan mengeluarkan asap dingin.

"Belum kamu makan?"

Annora menggeleng, "kok gaada, ya?"

Sementara itu beberapa meter dari mereka...

"Anjir! Kok lo gak bilang itu es krimnya Ara? Gue kira beneran beli," bisik Putra.

"Ya mana gue tau, gue nemu. Kalo ada yang gratis, kan, lebih enak," jawab Raffi disebelahnya dengan bisikan juga.

"RA! SI PUTRA NIH YANG MAKAN ES KRIM NYA." Teriakan Raffi membuat Putra sedikit panik.

"Berisik!" ujar Kelvin yang sedari tadi fokus terhadap ponselnya.

"Sorry elah."

"Eh anjir, 'kan lo juga makan. Lo juga yang ambil," protes Putra tidak terima.

"Kita 'kan temen suka duka. Gue suka lo duka. Gue seneng lo menderita, gue enak lo kagak, gue dapet es krim lo dapet omelan si Angkasa."

"Lo—" Tiba-tiba saja Annora datang dengan tatapan sendunya, diikuti Angkasa di belakangnya. "Aduuuh Ra, si Raffi—"

"Gue udah bilang jangan Ra, tapi si Putra ngeyel, mana dua-duanya dimakan lagi."

Putra melotot mengepalkan jari-jarinya gemas. Si Raffi demen banget nyalahin orang, ya. Awas lo, Fi, gue bales. Ntar gue yang bakalan jadi sukanya.

Putra memandang horror kepada Angkasa yang terlihat seperti meminta pertanggung jawaban.

Mau minta tolong ke Kelvin... cowok itu sedang sibuk dengan ponselnya. Pasti lagi baca Webtoon sampai gak peduli apa yang terjadi di sekitar. Tadi aja si Raffi teriak dia marah.

Pernah tuh waktu Kelvin lagi fokus baca Webtoon, ia diganggu oleh teman-temannya itu. Tak diduga Kelvin langsung marah besar. "Ganggu banget." Itu yang keluar dari ucapannya. Setelah itu ia tidak mau bicara sepatah katapun. Baperan emang. Hanya satu orang yang membuatnya tidak marah jika mengganggunya.

"Ya... Ara juga gabisa nyalahin sih, soalnya Ara, kan, cuman numpang disini," ucap gadis berkulit putih itu dengan cemberut dan sedih.

"Eh, jangan gitu dong. Ini juga rumah lo kok," Raffi juga jadi merasa ikutan bersalah kepada gadis manis yang suka melukis itu sekarang. "Gue gantiin sepuluh deh."

Annora berbinar.

"Lo mau bikin dia sakit?" Ucapan Angkasa yang keluar dengan datar namun mematikan membuat senyum Annora luntur kembali.

Mampus noh, karma Fi! Lo yang diomelin si Angkasa, batin Putra senang.

"Ayo!" ajak Angkasa seraya menggenggam jari-jari mungil Annora.

"Kemana?"

"Mau es krim, kan? Tapi satu aja ya?"

"Beliin dong!"

"Gue juga mau." Seruan Putra dan Raffi dihadiahi tatapan tajam oleh Angkasa membuat mereka kikuk.

"Eh, Ara doang. Ya mangaap," ucap Putra.

Annora menggeleng, "udah nggak."

"Yaudah, bagus," ucap Angkasa tersenyum lalu mengacak pelan rambut Annora membuat para jomblo ngiri seperti Raffi dan Putra yang masih menjadi sad boy.

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang