Vote dan komennya jangan lupa (:
HAPPY READING!!Keesokan paginya Kelvin benar-benar kesal. Bagaimana bisa ia lupa akan jaket kesayangannya itu. Pasti karena dia yang terus memenuhi pikirannya sehingga membuatnya terkadang lupa dengan hal lain.
Setelah memarkirkan motor sport yang harganya ratusan juta itu, Kelvin melangkahkan kakinya di koridor besar SMA Niagara dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam sakunya.
"Woy, Bang Pin! Masih pagi udah asem aje tu muka," ujar Putra yang tiba-tiba ada di sebelah Kelvin lalu melakukan handshake ala mereka.
Mereka berdua berjalan menuju kelas dengan mendapatkan pandangan kagum dari kaum hawa yang sedari tadi sudah stand by menantikan para cogan.
"Oh my god, itu Kelvin sama Putra datang."
"Gila tambah ganteng aja."
"Tolong guys, gue mau pingsan."
"BEBEEEB JADIKAN AKU MILIKMU DONG SAYANG."
Putra melambai-lambaikan tangan sambil memberikan senyum manis ramahnya. Sedangkan Kelvin? Boro-boro, diliat aja kagak.
Kelvin menghentikan langkahnya saat adik kelas yang kemarin menumpahkan es cendol ke jaketnya berdiri dihadapannya. Lelaki itu mendengus dan menatap malas ke arahnya.
"Ma-- ma-af kak. Soalnya ke- marin su-sah kering." Gadis itu mengembuskan napasnya setelah mengucapkan kalimat tersebut dengan terbata-bata. Ia lalu mengulurkan sebuah paper bag berwarna merah muda yang diberi pita, sambil menundukkan kepalanya tak berani karena sedari tadi Kelvin melihatnya dengan tatapan tajam yang mematikan.
Tanpa ekspresi Kelvin mengambil paper bag itu kasar lalu merobeknya dan mengambil jaketnya.
Sesaat kemudian ia menarik kaca mata yang digunakan gadis itu lalu meremukannya dengan mudah dan melemparkan dengan tepat masuk ke dalam tong sampah yang tak terlalu jauh dari tempat mereka.
Kelvin lalu pergi seolah tidak terjadi apa-apa.
"Lo gapapa? Nanti gue ganti kacamata Lo, ya."
"Gak usah kak, makasih. Aku gapapa," ucap sang adik kelas itu dengan sedikit terisak.
Putra menatap kasihan ke gadis itu. "Maafin, ya? Lo kelas—" Putra melihat badge kelas di bahu perempuan itu kemudian melanjutkan ucapannya, "10 IPS 3. Oh sekelas sama Sindi. Nanti kaca matanya gue titipin ke dia." Putra mengangguk mengingat Sindi, sepupu Raffi, kemudian pergi menyusul Kelvin.
Kelvin menghentikan langkahnya sebentar saat matanya bertemu dengan seorang gadis yang sedari tadi ikut menyaksikan hal tadi.
・。・。・。
Serena membulatkan matanya saat mendapat tatapan itu, ia langsung melarikan dirinya secepat mungkin ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, semua mata menatap sinis kepada mereka. Hal itu membuat Serena mengernyitkan dahinya sampai Nara dan Faras menghampirinya.
"Ren, kok lo gak bilang-bilang sih?" tanya Faras sambil mengerucutkan bibirnya.
"Bilang apaan?"
Nara menyerahkan ponselnya yang layarnya menampilkan Serena dan Kelvin saat mereka seperti berpelukan di kamar mandi.
Jadi ini yang membuatnya dilihat sinis oleh orang-orang?
"Lo ada hubungan apa sama Kak Kelvin?"
Pertanyaan itu membuat Serena melotot.
"Ada apa nih?" Gina baru masuk ke kelasnya dengan ransel yang masih menempel di punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
smara (स्मर)
Teen FictionSeorang Kelvin Samudera Vander dikenal menyeramkan. Apalagi ia adalah sang Alpha dari geng Gunnolf yang sudah turun-temurun dari ayahnya. Meskipun geng itu sedang bubar untuk sementara karna suatu hal, tetap saja tak menutupi sejuta pesonanya untuk...