"Lo itu kalo di ajak cowok jangan mau-mau aja bisa gak, sih!" gertak Kelvin tiba-tiba ketika ia dan Serena kini berada di dalam mobilnya yang terparkir tak terlalu jauh dari tempat tadi.
"Berarti harusnya, gue juga jangan mau diajak lo?" balas Serena yang tadinya cukup terkejut.
"Kecuali gue!"
Tak mengerti dengan cowok itu membuat Serena geleng-geleng dan menghela napasnya
"Kita ke rumah gue sekarang," ucap Kelvin ketika menarik tuas persneling mobil, lalu menginjak gas.
"Hah?! Mau ngapain?" tanya Serena yang seketika panik.
"Hari apa sekarang?" tanya Kelvin datar dengan pandangan lurus kedepan dengan tangan yang menggerakkan setir mobil.
"Rabu," gumamnya pelan. "Umm... Tapi bisa, gak, buat hari ini nggak dulu? soalnya-"
"YAUDAH! GUE JUGA MAU BENERIN HP. SEKALIAN BELI ES KRIM." Tanpa memedulikan Serena yang akan protes atau tidak, Kelvin melajukan mobilnya menuju salah satu mall di ibu kota.
"Ih tunggu! Kalo es krim, gue juga mau ikooot." Serena buru-buru keluar dari mobil, menyusul Kelvin yang meninggalkan dirinya.
"Kelvin! Lo kenapa, sih?" Serena memberanikan dirinya untuk bertanya saat mereka telah sampai di dalam.
"Menurut lo?"
Gadis itu tak menjawab, ia berusaha menyamai langkah cepat cowok. Berkali-kali matanya bulak-balik melihat Kelvin dari samping yang terus melihat kedepan, tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.
"Gak bisa jawab?"
Serena mengecutkan bibirnya. Ih! Dia kan emang gatau itu cowok kenapa?
"Lo aneh dari tadi," ucap Serena lagi.
"Lo juga dari tadi bikin gue emosi," desisnya sambil terus berjalan cepat.
"Ih, gue salah apa, sih?" Serena sampai harus mengimbangi langkah cepat Kelvin dengan lari-larian kecil.
"Ya lo pikir aja salah lo apa!"
"Yaudah, maaf."
"Gak usah!"
"Kok gak usah?" Serena semakin bingung.
Kelvin menghentikan langkahnya dan menatap lekat gadis itu dengan napas yang memburu. "Pertama, lo gak ikhlas. Kedua, lo gak tau salah lo apa." Telunjuk lelaki itu menunjuk wajah Serena.
"Astagfirullahalazim, ikhlas lillahi ta'ala, Kelviiiin," bantah Serena. "Teruuus... gue emang gak tau salah gue apa. Makanya kasih tau!"
"Pikir aja sendiri!" kukuh Kelvin.
"Ck. Pikir sendiri pikir sendiri," ucap Serena mencibir. "Gitu aja terus sampe anoa ngendog," kesalnya saat cowok itu meninggalkannya lagi.
Namun, Kelvin justru kembali saat Serena masih mendumel di tempat. Laki-laki itu mengambil satu tangan Serena untuk digenggam, lalu menariknya untuk kembali berjalan.
Oh, ia mengerti sekarang. Pasti marah karena ia membuang-buang waktu cowok itu. Harusnya kan tadi itu jadwalnya belajar dengan cowok itu.
"Berapa lama?" tanya Kelvin meletakkan ponselnya yang retak parah ke tukang service yang melayaninya, saat mereka telah tiba di sebuah Counter Service Centre.
"Paling cepet 3 hari, Mas," jawabnya setelah membolak-balikan ponsel milik Kelvin.
Kelvin mengangguk-ngangguk. "Data-data terutama foto-foto gak akan hilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
smara (स्मर)
Ficção AdolescenteSeorang Kelvin Samudera Vander dikenal menyeramkan. Apalagi ia adalah sang Alpha dari geng Gunnolf yang sudah turun-temurun dari ayahnya. Meskipun geng itu sedang bubar untuk sementara karna suatu hal, tetap saja tak menutupi sejuta pesonanya untuk...