"Hah, akhirnya penderitaan selesai," ucap Gina meregangkan otot-oto tubuhnya. "Kantin, gak?" tanyanya kepada Serena.
Setelah jam pelajaran matematika selesai dan bel istirahat berbunyi, membuat seisi kelas lega dan langsung berbondong-bondong ke kantin
Serena menggeleng menanggapi pertanyaan Gina, kemudian menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan yang ia letakkan di atas meja.
"Gue ngantuk, pengen tidur aja.""Ah, Seren. Terus gue sendiri ke kantin gitu? Itu anak dua 'kan udah bukan temen kita lagi," ujar Gina kesal, sedangkan Serena sudah memejamkan matanya. "Gue makan di kelas aja, deh. Lo mau nitip gak?"
"Umm... boleh, deh, batagor."
"Oke!" Setelah mengatakan itu Gina langsung pergi ke kantin.
Kini di kelas hanya tersisa Serena yang sudah terlelap, juga beberapa anak lainnya yang membawa bekal dari rumah dan makan di kelas.
Dalam pejaman matanya, Serena mendengar suara sebuah kursi yang ditarik menuju arah sekitarnya. Sebuah tangan kemudian terasa menyentuh kepalanya, lalu menyelipkan rambutnya ke balik telinga gadis itu.
Perlahan kelopak mata gadis itu sayup-sayup mulai terbuka. Masih dalam keadaan setengah sadar, ia melihat Kelvin yang juga membaringkan sisi kepalanya di atas meja, yang membuat wajah mereka kini saling berhadapan. Serena kembali menutup matanya.
"Kamu mau jadi putri tidur yang harus dibangunin sama pangeran?"
Serena kemudian sebisa mungkin bangun menegakkan tubuhnya dengan biasa saja.
"Ganggu!" Serena mendengus dan menatap kesal Kelvin, yang tentu saja terlihat mengemaskan bagi lelaki itu.
"Udah jarang sarapan, makan susah, tidur kemaleman. Kalau udah sakit, aku yang repot."
"Kata siapa?" tanya Serena dengan iringan tawa kecil dimulutnya.
"Kata aku barusan," jawab Kelvin santai dan menyodorkan satu kotak makanan kepada gadis itu.
"Gina mana? Aku udah nitip kok ke dia."
"Aku usir."
Serena menghela napasnya. Bukan sesuatu yang aneh lagi.
"Makan nasi! Waktu istirahat malah dipake tidur."
Serena meringis. Hobi marah-marah Kelvin masih belum hilang, lebih tepatnya, tak akan pernah hilang.
"Makasih, ya."
Kelvin mengangguk dengan mulutnya yang mengunyah makanan. Ia memang sengaja membawa dua porsi makanan ke dalam kelas Serena. Satu untuk dirinya, dan satu lagi untuk kekasihnya.
Gadis itu kemudian memakan nasi dengan chicken katsu kesukaannya, beserta sayur sebagai pelengkap.
"Kelvin, HP kamu lupa aku bawa. Maaf, ya," ujar Serena ketika sudah menelan kunyahannya, teringat akan hal itu.
Kelvin tertawa ringan dengan tersenyum tanpa membuka mulutnya, lalu mengacak pelan rambut Serena. "Gak pa-pa," ucapnya kemudian. "Santai aja, you can give it back whenever you want."
"Berarti kalau tahun depan, gak pa-pa?"
"Gak usah dibalikin sekalian!" dengus Kelvin yang membuat Serena tergelak, tak memedulikan teman-temannya yang ada di dalam kelas. Mungkin ini maksud dari istilah dunia serasa milik berdua.
Sudah merasa kenyang, Serena menoleh ke arah makanan Kelvin yang sudah habis, sedangkan miliknya belum.
"Kenapa?" Menyadari itu, Kelvin bertanya dan mengangkat sebelah alisnya menatap Serena.
KAMU SEDANG MEMBACA
smara (स्मर)
Fiksi RemajaSeorang Kelvin Samudera Vander dikenal menyeramkan. Apalagi ia adalah sang Alpha dari geng Gunnolf yang sudah turun-temurun dari ayahnya. Meskipun geng itu sedang bubar untuk sementara karna suatu hal, tetap saja tak menutupi sejuta pesonanya untuk...