47. TEROR SOAL

7.1K 398 84
                                    

vote and comment as well! tink 😉

Tangan Serena berusaha meraih gelas di atas nakas yang tidak dapat di raihnya. Ia menggeser tubuhnya yang terduduk di brankar sedikit, kemudian kembali menggerakkan tangannya untuk mengambil gelas itu. Namun sebuah tangan asing meraihnya duluan.

Seketika Serena kesulitan menelan ludahnya, melihat Deniel yang kini berdiri di samping brankarnya.

"Nih!" ucap Deniel memberikan air itu kepada Serena. "Mau minum 'kan?"

"Lo mau apa lagi?!" sentak Serena yang kini akan menekan tombol bantuan, namun Deniel menahan tangannya.

"Tenang! Gue gak bakal nyakitin lo. Seenggaknya belum," ucap Deniel lalu menampilkan senyuman devil-nya.

Siapapun, please datang! batin Serena memejamkan matanya erat.

"Gue disini cuma mau ngasih informasi sama lo, yang gak sempet gue kasih tau waktu itu." Serena menahan napasnya ketika merasakan tangan Deniel kini bergerak mengusap pelan luka di kakinya. "Kelvin ngedeketin lo, karna dia punya dendam sama lo!"

Mata Serena langsung terbuka lebar, menatap Deniel dengan penuh penasaran. "Dendam?" lirihnya.

"Lo udah baper sama dia, ya?" Senyuman penuh misterius dan kejahatan semakin terukir di bibir lelaki bertindik itu. "Ngerasa nyaman sama dia, butuh dia. Sampe gak sadar lo udah jatuh-."

"STOP! LO GAK TAU APA-APA TENTANG GUE!" sentaknya menatap Deniel dengan napas yang memburu karna gejolak api di dalam dirinya, walaupun kedua matanya kini berkaca-kaca.

Hal itu membuat senyum Deniel semakin melebar. Lalu dengan teganya lelaki itu mencabut jarum infus yang tertancap di lengannya hingga mengeluarkan darah.

"Aaaarhh." Tangis Serena pecah. Pergelangan tangannya kini merasakan sakit yang luar biasa. "KELVIIIN!"

"See! Gue gak salah 'kan? Karna kata yang pertama keluar dari mulut lo itu nama dia."

Brak!

"LO NGAPAIN DISINI, ANJING?!" sentak Kelvin yang mendengar teriakan Serena dari luar ketika lelaki sedang berjalan kemari.

Ia mencengkram kerah baju Deniel bersiap lalu memberikan satu pukulan kepada wajah musuhnya itu.

"Kasian ya, lo! Cowok yang lo harap-harapin, malah lebih milih ngehajar gue dulu daripada nyelamatin lo," sinis Deniel, menatap Serena lalu mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Seren?" panik Kelvin. Ia langsung mendekati gadis itu dan menekan tombol untuk memanggil perawat.

Mendengar kekehan Deniel yang sinis sebelum lelaki itu berlalu membuat tatapan Kelvin menggelap. "Tunggu tangan kanan gue yang bakal habisin lo!" desisnya melihat garis tangan di telapak tangan kanannya lalu mengepalkannya.

・。・。・。

"Selama ini, lo ada tujuan apa deketin gue?" tanya Serena tanpa pengantar, setelah infusannya sudah kembali terpasang.

"Kenapa tiba-tiba tanya gitu?" Kelvin tertawa heran menatap Serena.

"Lo ada tujuan lain?" tanya Serena lagi dengan sedikit serak.

Kelvin menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar. "Ren, gue udah pernah bilang kalau gue sayang sama lo 'kan?"

Tangan Kelvin meraih tangan Serena yang tak diinfus, namun Serena segera menjauhkannya. Hal itu membuat rahang Kelvin mengeras.

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang