As always, give votes dan komen, tink 😉
Baru saja Kelvin akan menggerakkan bibirnya untuk memperdalam ciuman mereka, pengganggu datang.
"Pin!" Tautan itu langsung terlepas membuat wajah Serena dan Kelvin seperti tertangkap basah.
"Eh, ciuman," celetuk Putra, sang pengganggu yang baru saja masuk nyelonong ke dalam kamar itu. "Udah jadian?" tanyanya polos.
Mata Kelvin terpejam, kedua tangannya mengepal erat mencoba mengatur napasnya supaya ia tidak menghajar habis lelaki itu.
Kelvin menggeram.
"APA?!" gertaknya marah kemudian membuka matanya dan menatap tajam Putra."E-eh. I-itu—" Putra menelan ludahnya saat tatapan Kelvin masih tertuju ke arahnya.
"Petir di rumah sakit. Kecelakaan," ucap Angkasa dengan datarnya yang santai santai saja memasuki kamar itu, membuat Putra terlonjak kaget karena suara itu tepat di belakangnya.
Kelvin menghela napasnya kasar lalu memijit keningnya, dan jangan tanya bagaimana kondisi Serena saat ini.
・。・。・。
"Ini sebabnya gue ngelarang dulu kalian buat balapan!" Gertakan dari Kelvin membuat keheningan terjadi di ruang inap Petir. "Gini akibatnya." Kelvin menatap penuh peringatan anggotanya yang berada disana satu persatu.
Setelah Farhan mengirim pesan ke group chat Gunnolf tadi, bahwa Petir mengalami kecelakaan kemarin hari, beberapa anggota dari geng yang diketuai oleh Kelvin lainnya segera menuju ke rumah sakit. Dan saat ditanya mengapa, jawabannya cukup membuat Kelvin naik darah.
"Udah dibilang jangan dulu, ya jangan dulu!" Raffi sebagai wakil ketua satu menambah-nambahkan, membuat Petir semakin meringis. "Gak sabaran banget jadi orang."
Kelvin mengusap wajahnya gusar lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa.
"Nambah nambah aje lu, tau Bang Pin juga lagi sakit." Putra menekan kaki Petir yang terbalut perban membuat lelaki itu berteriak kesakitan.
"Iye iye maap. Gua juga terpaksa." Raut wajah Petir terlihat menyesal.
"Terpaksa kenapa? Lu butuh duit?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Kelvin membuat Petir kesulitan menelan ludahnya.
Kelvin menggeram dan kembali memijat pelipisnya. "Selain Petir siapa lagi yang masih balapan? Harris, Raffi, Putra, sama Kasa udah pasti nggak, karena mereka dalam pantauan gua."
Kelvin kembali berdiri menatap anggota lainnya yang menunduk dihadapannya sambil melipat kedua tangannya di dada. "Jujur!" sentaknya.
Mampus! Kelvin kayak emak-emak yang lagi ngamuk.
"Jawab! Punya mulut gak lu pada?" sentak Raffi juga saat mereka hanya terdiam.
"Budeg, ya? Atau bisu? Mau gue sumpahin biar beneran?" tambah Putra.
"So- sori bang." Semua menoleh ke arah Jasa yang mengeluarkan suaranya pelan.
"Siapa lagi?" tanya Kelvin dengan wajah yang semakin dingin.
"Gue, Vin," aku Andre.
"Gue juga, bang." Lintang juga mengaku.
"Udah gede juga, masa gak ngerti apa itu jangan?" celetuk Harris.
Kelvin menjambak rambutnya frustrasi. Mereka itu berasal dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan ada yang kurang mampu.
"Gue udah pernah bilang, kalau mepet butuh sesuatu, hubungin gue atau yang lainnya! Tapi, inget! Ini bukan berarti kalian ketergantungan sama kita. Harus ada usaha juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
smara (स्मर)
Novela JuvenilSeorang Kelvin Samudera Vander dikenal menyeramkan. Apalagi ia adalah sang Alpha dari geng Gunnolf yang sudah turun-temurun dari ayahnya. Meskipun geng itu sedang bubar untuk sementara karna suatu hal, tetap saja tak menutupi sejuta pesonanya untuk...