50. WHEN THE BATTLE STARTED

6.8K 397 44
                                    

Enggak, gais. Sekolah di tempat yang ada geng motornya itu gak seruu 😭😭
Kalian tau tiap pulang pergi sekolah itu di jalan rasanya mencekaaaam, apalagi pas mendung, beuh!
Tapi kalo buat di ceritain emang seru sih, hehe 😁

Akhirnya video singkat yang di edit dengan tidak niat saat bulan puasa, tapi memakan waktu seminggu bisa di keluarkan jugaa 😫
Maap ya jika banyak kekurangan dan membuat kalian tidak puas, bukan editor soalnya..

vote juga komen, tolong, hehe, tink 😉
maacih 😘

Suara itu mengejutkan Serena dari arah belakang, membuat langkah gadis itu terhenti dan bodohnya, ia malah membalikkan tubuhnya.

"Waaah, pas banget lagi dapetnya. Asetnya Gunnolf!" ucap seorang laki-laki bersama dua orang disebelahnya terkekeh, berjalan mendekati Serena yang memundurkan langkahnya.

Tangannya yang sudah mulai gemetar berusaha meraih botol semprotan berisi cairan garam dan cabai tadi. Beberapa kali gadis itu menelan ludahnya sambil masih tetap melangkah mundur.

"Eits, gak semudah itu lo mau lawan temen gua!"

Kedua mata Serena membelalak. Melihat Deniel yang kini dihadapannya, berhasil mencengkram kedua tangan Serena, membuat botol itu terjatuh menggelinding dan menggagalkan apa yang tadi gadis itu ingin lakukan.

"Lepasin gue!" teriaknya lalu meringis merasakan sakit, dan berusaha melepaskan diri dari cowok itu.

"Ssst!" Deniel tersenyum miring seakan puas mendapat ketakutan di wajah Serena.

"Bangsat!" umpat Deniel saat mendapat lemparan batu yang mengenai kepala belakangnya dengan sangat keras. Lalu juga punggung tangannya membuat cengkramannya di tangan Serena terlepas.

Tubuh Serena tiba-tiba tertarik dan masuk ke dalam pelukan seseorang.
Kepala gadis mengadah untuk melihat siapa pelakunya, yang juga kini menunduk menatap Serena dengan datar.

"Gile! Jago banget babeh gua bikin ini!" ujar Petir yang muncul di tengah mereka, melihat katapel yang baru saja ia gunakan di tangannya. Bersama dengan beberapa anggota Gunnolf yang juga hadir.

"Harap bucinnya nanti aja, ya!" ucap Ujang yang melihat Kelvin yang masih memeluk Serena, membuat yang bersangkutan menoleh ke arahnya.

Serena kemudian menjauhkan tubuhnya dari Kelvin. Kedua tangannya memilin satu sama lain, mencuri-curi pandang kepada Kelvin sesekali, lalu kembali menatap Deniel.

"Lo selalu rebut apa yang harusnya punya gua!" ucap Deniel kepada Kelvin yang saling memberikan tatapan tajam antara mereka.

"Apa yang harusnya punya lo? Gak pernah ada!" balas Kelvin dengan penuh kearoganan lalu terkekeh sinis.

"Kayaknya gue harus ngasih tau sesuatu yang penting ke cewek ini," ucap Deniel lagi. Tatapannya beralih terhadap Serena yang kini mengernyit. "Lo itu—"

Bugh!

Tubuh Serena terjatuh ketika ia kehilangan kesadarannya, akibat Kelvin yang memukul tengkuk gadis itu. Menatap Deniel dengan kemenangan, lelaki itu kemudian menggendong Serena dan berlalu dari sana.

"Eeeh. Ntar! Ada waktunya buat lo gelut sama Bang Pin!" ucap Raffi bersama yang lainnya, menghalang tubuh Deniel yang akan memukul Kelvin dari belakang.

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang