53. YOU MISSED ME?

9.2K 503 123
                                    

vote and comment as well, tink 😉

Terakhir kali pertemuan antara Serena dan Kelvin adalah ketika Serena menampar lelaki itu. Sejak saat itu, mereka tak pernah lagi saling menampakkan diri masing-masing.
Merasa kehilangan? Mungkin saja.

Setiap harinya, Serena diteror dengan soal matematika itu. Baik di dalam laci meja bangkunya, dan ketika ia membuka lokernya, sekumpulan kertas berisikan soal itu langsung berhamburan keluar hingga ke lantai.

Masih tersisa kurang lebih dua minggu lagi bagi Serena, untuk menjalani hukuman akibat tertidur saat jam pelajaran sedang berlangsung.

Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya. Ia harus menghadapi ruangan yang berdebu itu lagi.

Baru saja tangannya akan bergerak membuka pintu lab itu, tiba-tiba saja sebuah masker terpasang di area mulut dan hidungnya.

Serena menoleh ke arah sang pelaku yang menatapnya datar, kemudian duluan masuk ke dalam Lab Biologi 2.

"Gue disuruh buat ngawasin lo," ucap Kelvin sebelum Serena mengeluarkan pertanyaan, atau lebih tepatnya protesan.

Serena memelas. Dengan langkah gontai, ia memasuki ruangan itu dan mulai menyusun peralatan-peralatan ke dalam rak. Sesekali ia menoleh ke belakang, mendapati Kelvin terus memperhatikannya, dan itu sedikit membuatnya risih.

"Jaraknya gak beraturan!" Serena langsung terlonjak mendengar ucapan dari Kelvin yang kini di sebelahnya. "Ini 3.9 centi, ini 5, ini 4.7," tunjuk Kelvin terhadap ruang-ruang kosong, jarak di antara peralatan itu berjejer.

Serena merapatkan giginya. Melihat Kelvin yang menggeser peralatan itu, hingga jaraknya terlihat lebih sistematis.

"Dan ini... 2.7 centi?" Kelvin tertawa seperti meledeknya. "Jauh amat."

"Ribet banget jadi orang!" ketus Serena, melangkah menjauhi Kelvin.

Keheningan terjadi di antara mereka berdua. Serena yang fokus dengan kegiatannya, dan Kelvin yang kembali duduk memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

"Kelvin." Serena tiba-tiba bersuara, memanggil laki-laki itu pelan lalu melepas maskernya.

"Apa?" jawab Kelvin mengangkat sebelah alisnya, menatap Serena yang berdiri beberapa meter disana, yang juga menatapnya.

"Kenapa lo harus bikin gue pingsan pas Deniel mau ngasih tau sesuatu sama gue?" tanya Serena, mencoba membunuh kepenasarannya.

Kelvin mengalihkan pandangannya ke samping dan tertawa sinis. "Gak penting buat lo tau."

"Kenapa gak penting?" tanya Serena lagi dengan nada memancing.

"Because he just wanted to make you hate me more!" Kelvin bangkit dari duduknya, berteriak tanpa sadar dengan emosi di dalam dirinya. "Gue gak mau itu," lirihnya kemudian.

"What do you mean I hate you?" Dahi Serena mengernyit mendengar itu. "Who said that?"

"You did! Lo bilang lo benci nangis, dan secara gak langsung gue penyebabnya. Dan secara gak langsung juga, lo menyatakan kalau lo benci gue," balas Kelvin panjang lebar, membuat Serena tertawa pelan.

"So that's why you stay away from me?" tanya Serena serak.

"And also, I was wrong when I said you won't be fine without me. Karena lo baik-baik aja. Terbukti dari lo bisa ngehadapin Randi sama temen-temen mesumnya, yang mau macem-macem sama lo."

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang