38. DI TENGAH HUJAN

7.7K 485 119
                                    

Nulisnya sampe beberapa kali jungkir balik nih. Jadi dimohon untuk kasih vote dan komennya ya.. hehe, tink 😉

Suara itu muncul dari belakangnya, tepat di telinga Serena membuat bulu kudu gadis itu seketika merinding. Ia tidak berani menoleh, hanya netra matanya yang bergerak-gerak.

"Hm?" Si pemilik suara itu bertanya lagi dengan gumaman. Ia meletakkan dagunya di bahu Serena.

Apalagi dengan stripped cold-shoulder top yang dikenakan Serena saat ini, membuat dagu itu bersentuhan langsung dengan bahunya yang terpampang.

Serena meneguk ludahnya merasakan bahunya yang berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serena meneguk ludahnya merasakan bahunya yang berat. Sambil menahan napasnya, perlahan-lahan ia menggerakkan kepalanya ke samping.

Hembusan napas kasar namun lega keluar dari mulut Serena ketika melihat orang yang selalu membuatnya naik darah, kini berada di dekatnya.

"Why?" tanya Kelvin memiringkan wajahnya dengan dagu yang masih ia letakkan di bahu gadis itu. Hal itu membuat jarak antar kedua wajah mereka sangat dekat dengan mata yang saling bertemu.

"Kok bisa disini?" tanya Serena kemudian menjauhkan bahu dan wajahnya dari lelaki itu.

Kelvin menghela napas, lalu kembali menegakkan tubuhnya yang asalnya sedikit membungkuk. "Ngambil HP," ucapnya memperlihatkan ponsel di tangannya kepada Serena.

"I-itu gue?!" tanya Serena terkejut ketika ponsel Kelvin yang menyala, memperlihatkan lockscreen dengan foto Serena yang Kelvin ambil diam-diam saat mereka di Cafe.

"Um hm." Kelvin mengangguk. "Ini sebabnya gue gak beli handphone baru."

Gadis itu menggigit bibir bawahnya dengan kuat ketika tangan Kelvin bergerak menyelipkan helaian rambut perempuan itu ke belakang telinganya.

"Jangan digigit! Nanti luka," ucap Kelvin menyentuh bibir bawah itu dengan ibu jarinya dan menariknya pelan ke bawah supaya terlepas dari gigitan Serena.

Setelah mengusap pelan bibir bawah Serena sekilas dengan ibu jarinya, Kelvin merangkul Serena dan menggerakkan kakinya untuk berjalan beriringan dengan gadis itu.

Geraman kesal keluar dari mulut Serena. "Ngapain, sih, harus kayak gini?!" sentaknya, berusaha melepaskan rangkulan itu yang erat hingga mengundang perhatian orang sekitar.

"Salah lo sendiri, punya baju malah di gunting!" balas Kelvin sarkas.

"Hah?" Serena melongo bingung. Melihat pakaiannya lalu memutar bola matanya dan mendengus. "Dasar gatau fashion!" gumamnya ketus.

"Heh! Untung gue kuat nahan, kalo enggak... habis lo!" desis Kelvin menatap sinis Serena sebelum kemudian kedua orang itu kembali berjalan.

Sifat Kelvin berubah-ubah, dan hal itu membuat Serena pusing sendiri menghadapinya.

・。・。・。

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang