27. SERANGAN DI JALAN

8.8K 499 166
                                    

2 minggu ditinggal. Kemaren pagi masih 2k yg baca, skg udah 6k lagii (':
Maacii yang udah tertarik untuk baca cerita ini.

But don't be sider!!
Votes and comments are absolutely needed, tink 😉

"Maaf, ya. Lain kali kalau terjadi apa-apa, cerita sama Papa atau Mama. Apalagi kamu sampe disiram kayak gitu, Papa malah gak tau," ucap David kepada puterinya ketika ia baru saja menyelesaikan masalahnya di ruang BK.

"Ini, dompet kamu ketinggalan," ujar David lagi memberi dompet biru milik Serena saat mereka sudah di luar ruang BK.

"Emang sengaja Seren tinggalin." Serena kemudian berjalan meninggalkan David tanpa menoleh lagi ke arahnya. Jika ia sedang kesal dengan Ayahnya, kadang ia menganggurkan fasilitas yang diberikan David membuat pria itu menghela napasnya.

・。・。・。

"Kak Angkasa!" panggil Serena dengan lari-lari kecil untuk menghampirinya di tengah koridor yang sepi, membuat yang dipanggil menoleh dan menatapnya datar.

Angkasa memang tadi membantunya untuk menjadi saksi atas kejadian di kantin dimana Serena melukai Erica, dengan cara memberi bukti dari ponsel Raffi.

Hal itu membuat Erica kalah, juga Marsya yang berlagak menjadi saksi atas kejadian itu untuk semakin menyalahkan Serena.

"Ah... udah beres, ya." Raffi tiba-tiba berada di sebelah Angkasa. Cowok itu tidak ikut karena tadi katanya sakit perut. "Bokap lo udah pergi?" tanya cowok itu.*

"Hah?" Raut wajah Serena berubah menjadi bingung menatap Raffi.

"E-eh, kagak. Nanya doang," ucap Raffi yang kini menggaruk tengkuknya. Kemudian tangannya menerima ponsel miliknya dari tangan Angkasa.

"Makasih banyak," ujar Serena kemudian dan Angkasa hanya mengangguk. "Umm, Kelvin... kenapa gak m-masuk?" tanya.

"Kan sakit," jawab Raffi.

"Tapi..." Serena menggantung ucapannya. Malam tadi Kelvin bilang bahwa cowok itu sudah sembuh, dan Serena juga tadi melihat Kelvin di bus, kan?

"HP Kelvin lagi rusak, hubungin gue kalo lo butuh dia." Cowok itu merogoh saku celananya kemudian memberikan sebuah kartu nama kepada Serena. "Ini bukan buat modus, gue punya Annora."

"Kayaknya gue gak butuh dia," tolak Serena.

"Butuh!" ucap Raffi kemudian merenggut kartu itu dari tangan Angkasa kemudian memaksa Serena untuk menerimanya.

Setelah itu, Raffi kemudian menyusul langkah Angkasa untuk kembali menuju kelasnya. Gadis itu berbalik kemudian menaiki tangga untuk ke kelasnya setelah menyimpan kartu itu di sakunya.

Teng teng teng
It's time to begin first break
Teng teng teng
Waktu istirahat pertama telah tiba

Masih di perjalanan menuju kelas, bel telah berbunyi. Itu artinya Serena ketinggalan pelajaran. Sekolah yang terlalu besar membuat memakan waktu untuk hanya sekedar berjalan ke kelas.

"Nah, itu dia," kata Faras menunjuk Serena yang masih berjalan ke arah mereka yang sedang berdiri di depan kelas.

"Ada yang nyariin lo, Ren," kata Faras lagi setelah Serena tiba.

smara (स्मर)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang