22

619 98 29
                                    

Drrttt....

Merasa ponsel miliknya bergetar, Yeonjun mengusap kedua pipinya yang basah karena air mata, entah mengapa ia sangat cengeng padahal hanya masalah sepele.

Mug itu merupakan pemberian dari Soobin, dan sangat berharga bagi Yeonjun. Tentu saja ia merasa sangat marah karena seseorang baru saja memecahkannya. Tetapi yang Soobin lakukan justru hal sebaliknya, menyebalkan bukan?

Setelah tangisannya sedikit reda, Yeonjun meraih ponsel yang tergeletak dimeja.

Hyung is calling...

Ah, rupanya sang kakaklah yang tengah menghubunginya.

Tanpa berpikir panjang, Yeonjun menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Jun?"

"Halo, Hyung. Ada apa?"

Yeonjun benar-benar berusaha keras supaya ia berbicara dengan suara normal seperti biasanya, namun ternyata Taehyung lebih mengenal dirinya, ia tahu bahwa sang adik tengah menangis saat ini.

"Kau bertanya ada apa? Biar kutanya, mengapa kau sangat lama menjawab panggilan dari hyung, hah?"

"Maaf, Hyung. Tadi aku masih sibuk dengan tugasku."

"Oh, baiklah. Dan, mengapa suaramu terdengar berbeda? Kau menangis?"

"Itu... tidak ada, aku hanya merasa pusing dengan tugas-tugas pemberian dosen, tidak perlu khwatir, aku baik-baik saja."

"Benar kau baik-baik saja?"

"Hm, aku benar-benar baik Hyung. Tidak perlu khawatir seperti itu..."

Terdengar helaan napas dari seberang sana.

"Bagaimana hyung tidak khawatir, kau tinggal jauh dari hyung dan juga eomma."

Yeonjun tersenyum.

"Tidak papa, aku 'kan sudah besar. Em, ngomong-ngomong.. bagaimana keadaan eomma sekarang? Apa dia baik-baik saja?"

"Kurasa begitu, sekarang eomma lebih baik daripada saat kita tinggal dengan appa."

"Hm, baguslah. Aku akan segera menyelesaikan skripsi dan pulang menemui kalian."

"Hyung akan menunggu kedatanganmu. Hyung senang mendengarmu baik-baik saja, jaga kesehatanmu, ya?"

"Baik Hyung."

"Kalo begitu, Hyung tutup dulu telponnya. Selamat malam-"

"Tunggu Hyung!"

"Apa apa?"

"Em, aku merindukan kalian..."

Diseberang sana, Taehyung tersenyum.

"Kami lebih merindukanmu, selamat malam Yeonjun."

Tut.

Panggilan keduanya terputus, dan membuat Yeonjun semakin menangis tersedu-sedu. Andai saja Taehyung berada disamping dirinya, mungkin ia akan lebih banyak berbicara dan juga bermanja ria pada kakak kesayangannya itu.

STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang