30

767 91 16
                                        

Seperti yang telah dikatakan oleh Soobin, sore ini ia akan mengatakan sesuatu yang cukup penting kepada Yeonjun. Dan kini, keduanya tengah duduk bersama dalam suasana hening yang mendera.

Hingga suara deheman Soobin mampu membuyarkan lamunan Yeonjun, pemuda manis itu menoleh menatap ke arah Soobin penasaran.

"Yeonjun," panggil Soobin tanpa ragu, netranya menatap Yeonjun hangat.

"Iya?"

"Kau tau, ternyata aku memiliki seseorang yang benar-benar tulus mencintaiku apa adanya," tutur Soobin membuat Yeonjun mengernyit bingung.

"Dia bahkan sudah memendam perasaannya begitu lama. Aku saja yang bodoh, tidak bisa melihat itu," lanjut Soobin menatap lurus pemandangan dihadapannya.

Yeonjun semakin tidak mengerti dengan ucapan Soobin. Siapa yang Soobin bicarakan? Mengapa terasa tidak asing baginya.

Tidak mungkin jika orang yang Soobin bicarakan itu adalah dirinya.

Ia merasa bahwa dirinya tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada siapapun lagi selain kepada Beomgyu, Kai dan juga Taehyun. Itupun mereka tahu karena sebuah ketidaksengajaan.

Ya, Yeonjun yakin jika orang yang Soobin bicarakan bukanlah dirinya.

Yeonjun terlalu sibuk memikirkan siapa orang yang tengah Soobin bicarakan, sehingga ia tidak menyadari bahwa kini Soobin tengah menatap ke arahnya.

"Yeonjun, aku tau semuanya," ungkap Soobin, membuat Yeonjun menoleh seketika.

"A-apa yang kau tau?" tanya Yeonjun ragu.

"Aku tau kau mencintaiku. Aku tau kau sudah memendam hal ini begitu lama, aku juga tau jika kau merasakan sakit saat aku bersama orang lain. Aku tau," ucap Soobin.

Yeonjun membeku, ia benar-benar merasa terkejut dengan perkataan Soobin.

Yeonjun tidak menyangka, padahal ia sudah berusaha keras agar Soobin tidak mengetahui perasaannya yang sebenarnya.

Soobin meraih jemari Yeonjun dan menggenggamnya erat, sedangkan Yeonjun hanya bisa terdiam.

"Mengapa kau tidak jujur saja padaku, Yeonjun-ah? Mengapa kau hanya menutupinya dariku?" tanya Soobin.

Yeonjun menunduk. "Maaf," ucapnya pelan.

"Maafkan aku.... aku hanya tidak ingin persahabatan kita menjadi hancur karena perasaanku, aku juga tidak pernah berharap apapun tentang kita, sedikitpun tidak pernah Soobin. Kau bisa bersama dan bahagia dengan siapapun, karena aku juga akan merasa bahagia," tutur Yeonjun.

Ia mendongak, menatap Soobin dengan senyum manisnya. Namun Soobin menggeleng, tanda ia menolak.

"Tidak, jangan berkata seperti itu Yeonjun-ah. Aku tau kau merasa sakit, jangan berbohong lagi padaku seolah semuanya akan baik-baik saja," balas Soobin.

"Aku tidak berbohong, Soobin. Aku hanya sedang berusaha," sanggah Yeonjun.

"Sampai kapan Yeonjun? Bukankah seharusnya kau sudah bisa melupakanku jika kau memang sedang berusaha?"

"Tidak, aku memang belum bisa melupakanmu. Tapi aku yakin suatu hari nanti perasaan ini akan hilang," ucap Yeonjun meyakinkan.

Soobin semakin mengeratkan genggamannya pada jemari Yeonjun.

"Kau tau Soobin? Jika aku memang harus memilih, lebih baik aku kehilangan perasaanku terhadapmu, daripada harus kehilanganmu yang merupakan sahabat dan juga cinta pertamaku."

Soobin menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.

"Aku tau ini berat, tapi kau jangan khawatir. Aku sedang berusaha keras disini," lanjut Yeonjun seraya tersenyum.

Soobin menghempaskan genggamannya.

"Kau tidak mengerti Yeonjun, kau tidak mengerti," ujar Soobin.

"Aku mengerti Soobin, sangat mengerti. Jika kau memang memiliki seseorang, jangan khawatir aku akan merasa sakit. Kau bisa bahagia dengannya."

Soobin berdiri, "KAU TIDAK MENGERTI YEONJUN! AKU MENCINTAIMU! AKU SANGAT MENCINTAIMU!" teriaknya lantang.

Mendengar perkataan Soobin, Yeonjun terdiam membisu.

Apa Yeonjun tidak salah dengar? Soobin mencintainya.

Soobin kembali mendudukkan diri, ia menggenggam jemari Yeonjun erat.

"Aku mencintaimu, Yeonjun-ah. Apa kau benar-benar ingin menghapus perasaan itu?" tanya Soobin dengan suara lirih.

Yeonjun semakin merasa bingung, haruskah ia merasa bahagia? Atau justru sebaliknya? Ia menatap Soobin ragu.

"T-tapi... bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa tidak ada kencan dalam persahabatan?" tanyanya.

"Persetan dengan itu, aku tidak peduli! Jika denganmu aku merasa bahagia, untuk apa aku harus mencari yang lain?" jawab Soobin yakin.

"A-aku...."

"Aku tau ini begitu mendadak dan kau pasti merasa terkejut dengan perkataanku ini, tapi aku benar-benar mencintaimu Yeonjun-ah."

Yeonjun kembali terdiam, dirinya benar-benar bingung harus merespon perkataan Soobin seperti apa. Ia juga tidak menyangka jika Soobin akan mengungkapkan perasaannya, atau mungkin karena Yeonjun memang tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi?

Soobin tersenyum miris.

"Tidak apa jika kau belum bisa menerimaku, Yeonjun-ah. Tetapi kita bisa mencobanya bukan? Kita akan memulai ini dari awal, okay?"

Yeonjun menoleh, "aku... aku takut..."

"Jangan khawatir, aku akan berjuang keras disini. Dan kau tidak boleh menghilangkan perasaanmu terhadapku. Aku akan berjuang sampai kau menerimaku, aku berjanji," ucap Soobin.

Yeonjun tersenyum, kemudian ia menganggukkan kepalanya. "Baiklah, kau bisa berjuang. Aku akan menunggumu untuk itu," balasnya.

Senyum Soobin mengembang ketika mendengar jawaban yang diberikan oleh Yeonjun, ia segera memeluk tubuh pemuda manis itu karena terlampau bahagia. Beberapa kecupan manis juga mendarat di kepala Yeonjun.

"Terimakasih karena sudah memberiku kesempatan, terimakasih!" ucap Soobin bahagia.

Tidak jauh berbeda dengan Soobin, Yeonjun pun membalas pelukan Soobin dengan perasaan yang bahagia.

"Terimakasih, aku juga mencintaimu."

STAY WITH ME

Hai, aku kembali lagiii...
Maaf tapi chapter kali ini agak pendek, wkwk. Semoga suka yaaa😍

Sorry jika banyak kesalahan disini, dan see you di next chapter, bye-bye...💜💜💜

STAY WITH ME

STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang