Entah sudah berapa kali Yeonjun menghela nafasnya secara kasar.
Ia benar-benar merasa sangat kesal sekarang.
Kemudian Yeonjun menatap pada ponselnya cemas, lalu kembali menekan tombol hijau di sana untuk menghubungi seseorang.
Namun sayang, sudah berkali-kali di hubungi, tetapi orang itu sama sekali tidak mengangkat panggilan darinya.
Yeonjun berdecak. "Si tiang itu! Benar-benar menyebalkan!" gerutunya geram.
"Baiklah Yeonjun. Ayo tarik nafas, lalu hembuskan! Kita akan mencoba untuk menghubunginya kembali. Hanya satu kali lagi, dan jika tidak di jawab, maka aku akan segera pulang!" Ia berucap geram seraya kembali menekan layar ponselnya dengan kasar.
Yeonjun menghela nafas lega, beruntung karena panggilan kali ini telah berhasil tersambung.
"Yak! Choi Soobin! Apa kau sedang mencoba untuk mempermainkan diriku?! Demi tuhan, Soobin. Aku masih memiliki banyak pekerjaan yang harus segera di selesaikan. Namun kau malah membuatku menunggu dan juga membuang banyak waktuku yang begitu berharga dengan berdiri seperti orang bodoh di sini!"
"Yeonjun, ku mohon tenanglah dulu. Simpan semua tenagamu untuk menonton film nanti. Aku benar-benar minta maaf atas keterlambatanku ini, tapi berhentilah mengeluh, dan cepat lihat ke belakang, aku tepat berada di belakangmu saat ini."
Mendengar itu, Yeonjun segera memutar tubuhnya. Dan benar saja, ia mendapati Soobin tengah tersenyum manis kearahnya.
"Halo sahabatku tersayang!" Soobin menyapa sahabatnya dengan senyum yang ceria, kemudian ia mematikan sambungan telpon mereka.
"Diamlah, dasar bajingan tidak berguna," balas Yeonjun kesal, ia memasukkan ponsel ke dalam sakunya dengan kasar.
Soobin terkekeh pelan. "Astaga, banyak sekali panggilan yang tidak terjawab darimu. Apa kau begitu merindukan diriku yang tampan ini?" Ia bertanya ketika mendapati begitu banyak panggilan tidak terjawab dari yeonjun.
Yeonjun memutar kedua bola matanya malas. "Berhenti mengoceh dan mulailah berjalan, film itu tidak akan diputar disini, asal kau tau." Ia melangkah, meninggalkan Soobin yang masih terkekeh di tempatnya.
"Astaga, sahabatku tersayang. Dia memang benar-benar menggemaskan!"
"Yak! Choi Yeonjun tunggu aku!" Soobin berteriak ketika menyadari bahwa Yeonjun telah melangkah jauh darinya.
"Cepatlah tuan tukang terlambat, kau menyebalkan."
🐰🐰🐰
"Colla atau coffee?" tanya Soobin ketika berada di stand minuman.
Keduanya tengah memilih makanan dan juga minuman yang akan menemani mereka saat menonton nanti.
Yeonjun menoleh. "Coffee," jawabnya singkat. Yeonjun hanya takut jika saat mereka menonton nanti, rasa kantuk akan tiba-tiba datang kepadanya.
Dan Yeonjun tidak mau tertidur. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu saat bersama dengan Soobin.
Soobin mengangguk. "Tolong dua cup colla," pintanya kepada pelayan.
Yeonjun mengerjapkan kedua matanya bingung. "Aku meminta coffee, mengapa kau malah memesan dua colla?" tanyanya heran.
"Tidak ada coffee untuk hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |
Fanfiction"Kau tau, Soobin? Jika harus memilih, lebih baik aku kehilangan perasaanku terhadapmu, daripada harus kehilanganmu yang merupakan sahabat dan juga cinta pertamaku." ⚠️BXB!⚠️ ~Inspired by the series 'Theory Of Love'.