Meskipun hari sudah sangat larut, tetapi suasana gelap ini tidak mampu menghalangi dua anak adam yang saat ini tengah mengobrol ringan dibalkon apartement milik Yeonjun.
"Apa yang Taehyun bicarakan padamu?" Soobin bertanya pada pemuda manis disampingnya. Ia benar-benar merasa penasaran dengan apa yang telah Yeonjun dan juga Taehyun bahas tadi sore.
Sebenarnya, ini merupakan kebiasaan baru bagi Soobin. Semenjak dirinya memutuskan untuk berjuang agar Yeonjun menerima perasaannya, ia selalu meluangkan waktu untuk berkunjung ke apartement milik pria manis itu.
Entah karena memang ia ingin berkunjung, atau karena merindukan Yeonjun. Terkadang, dirinya juga akan menginap di apartement si manis. Aneh, padahal keduanya selalu bertemu setiap hari di Universitas.
Jadi, disinilah Soobin berada. Dibalkon kamar milik Yeonjun, mengobrol ringan sembari menikmati hembusan angin malam yang lumayan terasa dingin menerpa kulit putih keduanya.
"Tidak ada, hanya perihal tugas kampus yang tidak ia mengerti," balas Yeonjun seadanya.
Soobin mengernyit. "Benarkah?"
"Aku tidak pandai berbohong Soobin."
Soobin menghela napas. "Baiklah, tetapi sepertinya... aku merasakan sedikit kebohongan disini."
Yeonjun menatap Soobin datar. "Aku tidak berbohong padamu."
Soobin menyengir lebar. "Oke, oke. Kuharap kau memang tidak berbohong padaku."
"Astaga... aku benar-benar merasa heran pada kalian berdua. Ada apa sih? Kalian seperti menjaga jarak, juga terlihat tidak menyukai satu sama lain," heran Yeonjun yang memang mengamati kebersamaan Soobin dan juga Taehyun.
Dan keduanya memang tidak akrab sama sekali, padahal Taehyun sudah tinggal di kota ini cukup lama.
"Aku memang tidak menyukainya, sama sekali tidak."
"Alasannya?"
Soobin mengedikkan bahu acuh.
"Sudahlah, jangan bahas dia disaat kita bersama. Aku benar-benar malas," kata Soobin sebal.
"Yasudah, terserah kau saja."
Keduanya terdiam beberapa saat, hingga suara Soobin membuat jantung Yeonjun berdegup dengan cepat.
"Jadi, Yeonjun. Bagaimana perasaanmu padaku? Apa kita sudah bisa menjalin hubungan seperti yang seharusnya?"
Cukup lama terdiam sebelum menjawab, Yeonjun menghela napas pelan.
"Maaf Soobin, tapi sepertinya aku masih ragu."
Soobin tersenyum kecut. "Tidak apa, aku mengerti. Tapi kau jangan khawatir aku mundur, karena aku tidak akan pernah melakukan hal itu."
"Terimakasih, Soobin. Dan kuharap, kau memang tidak akan pernah mundur," balas Yeonjun seraya mengelus jemari Soobin yang entah sejak kapan menggenggam tangannya.
Soobin menggelengkan kepala. "Tidak akan pernah, aku berjanji," ujarnya pasti.
Genggaman jemari Soobin semakin mengerat, entah mengapa ia begitu jatuh terhadap pesona Yeonjun yang sayangnya setiap hari semakin bertambah kuat dimatanya.
Dan mengapa Soobin baru menyadari bahwa pemuda disampingnya ini memanglah seimut itu? Astaga, Soobin benar-benar buta.
"Soobin, Soobin, Soobin!"
Kedua mata Soobin mengerjap bingung. "Eh, ada apa?"
Yeonjun memutar kedua bola mata malas. "Soobin, Soobin, you know Soobin?"

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |
Fanfiction"Kau tau, Soobin? Jika harus memilih, lebih baik aku kehilangan perasaanku terhadapmu, daripada harus kehilanganmu yang merupakan sahabat dan juga cinta pertamaku." ⚠️BXB!⚠️ ~Inspired by the series 'Theory Of Love'.