"Sungguh, pantatku masih terasa sakit."
Lagi, ini merupakan keluhan seorang Soobin yang ke sekian kalinya.
Soobin terus saja mengeluh karena pantatnya memang terasa sakit akibat tendangan maut dari Yeonjun semalam, padahal kejadian itu sudah berlalu lumayan lama. Harusnya sudah terasa lebih baik bukan?
Yeonjun menoleh, menatap ke arah Soobin malas. "Kau yang memulai, lain kali jangan bersikap kurang ajar."
Soobin mendengus, "iya, aku minta maaf. Tapi lain kali, kau jangan menendang pantatku juga, itu sakit."
Yeonjun terkekeh, "hm, aku juga minta maaf. Itu hanya sedikit reaksiku yang cepat karena merasa terkejut."
"Reaksi yang benar-benar buruk."
Lagi-lagi Yeonjun terkekeh, ia kemudian merangkul bahu Soobin.
"Sudah, tidak usah cemberut begitu." Yeonjun terlihat berpikir sejenak, lantas ia menatap Soobin, membuat lelaki sipit itu mengernyit.
"Ada apa?" tanya Soobin.
"Aku ada ide. Sebagai permintaan maaf, bagaimana jika aku mentraktirmu hari ini," jawab Yeonjun.
Soobin terdiam. "Sepertinya itu tidak diperlukan, aku hanya ingin jawaban kau saja tentang hubungan kita," ucap Soobin yang membuat Yeonjun terdiam dan menatap ke arahnya.
Yeonjun menunduk. "Maaf, apa kau sudah lelah menunggu?" tanyanya lesu.
"Heii.. aku bercanda. Sudah tidak perlu dipikirkan lagi." Soobin mengusak surai milik Yeonjun gemas.
Keduanya terdiam selama beberapa saat, hingga dering telpon mengalihkan perhatian Soobin.
"Aku akan menjawab telpon dulu."
Yeonjun mengangguk, "tentu."
Soobin berjalan sedikit menjauh dari Yeonjun. Setelah memastikan Soobin pergi, Yeonjun berjalan ke arah bangku dan mendudukkan diri di sana.
Helaan napas keluar begitu saja dari bibirnya, ia benar-benar merasa bingung.
"Apakah aku terlalu banyak mengulur waktu?" tanyanya entah kepada siapa.
Yeonjun sedikit ragu akan keputusannya nanti. Dan Yeonjun ingat ketika ibunya mengatakan bahwa jika ia memang belum siap untuk sesuatu, jangan terlalu memaksakan diri sebab hasilnya tidak akan baik.
Dan Yeonjun tidak ingin jika hubungan dirinya dan Soobin berakhir dengan buruk.
"Yeonjun, apa yang kau pikirkan?"
Merasa dipanggil, lelaki itu menoleh dan mendapati Beomgyu serta Kai yang berdiri dihadapannya.
"A-ah, itu... tidak ada hal serius. Hanya sedikit melamun," jawab Yeonjun sedikit gugup.
"Kau yakin?" tanya Kai.
Yeonjun hanya mengangguk singkat.
"Sudahlah, jika kau memang tidak ingin memberitahu kami, tidak apa. Kami tidak akan memaksa," ujar Beomgyu, kemudian ia mendudukkan diri di samping Yeonjun.
"Kami melewati kantin tadi, dan membeli beberapa minuman. Kau mau?" Kai mengangkat dua plastik putih yang berisi botol minuman dan beberapa snack.
"Tentu, terimakasih."
Kai mengangguk. "Apa kau duduk sendirian disini?"
Yeonjun menutup botol minumnya, kemudian ia menatap Kai. "Aku bersama dengan Soobin."
"Oh, lalu dimana dia sekarang?"
"Menjawab telpon."
Kai kembali menganggukan kepalanya, sedangkan Beomgyu menatap ke arahnya dengan perasaan khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |
Fanfiction"Kau tau, Soobin? Jika harus memilih, lebih baik aku kehilangan perasaanku terhadapmu, daripada harus kehilanganmu yang merupakan sahabat dan juga cinta pertamaku." ⚠️BXB!⚠️ ~Inspired by the series 'Theory Of Love'.