Soobin menatap layar ponselnya sendu. Sudah lima hari semenjak ia mengirim pesan pada Yeonjun, namun ia tidak memiliki balasan apapun dari lelaki itu.
Hanya berisi teks 'dilihat' yang memberikan pertanda bahwa Yeonjun memang melihat pesannya tanpa ada niatan untuk membalas.
Dan jika ingin tahu, sudah sejak lima hari yang lalu pula ia tidak bertemu dengan Yeonjun. Entah karena Yeonjun sibuk atau mungkin karena lelaki itu memang tidak ingin bertemu dengannya.
Soobin benar-benar merasa frustasi.
Soobin menghela napas kasar, kemudian ia kembali menyimpan ponselnya di meja. Entah mengapa semua terasa begitu berbeda semenjak ia berkata kasar beberapa hari yang lalu pada Yeonjun, Soobin benar-benar merutuki mulut bodohnya yang berkata seenaknya pada Yeonjun dan menyebabkan persahabatan mereka menjadi renggang.
"Terkadang, aku ingin sekali mengulang waktu untuk memperbaiki semuanya." Helaan napas kasar itu kembali keluar dari bibir Soobin, dan kini pikirannya tiba-tiba melayang pada ucapan Beomgyu yang mengatakan bahwa Yeonjun tengah dekat dengan seseorang.
Sebenarnya, Soobin merasa tidak ada masalah apapun jika memang lelaki itu merupakan kekasih dari sahabatnya. Tapi entah mengapa, ia merasa ada yang janggal dengan perasaannya.
Semacam... tidak rela mungkin? Entahlah, Soobin tidak peduli. Lebih tepatnya, berusaha untuk tidak peduli.
Karena merasa begitu bosan, Soobin akhirnya memutuskan untuk membuka hadiah pemberian dari Yeonjun saat ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu. Ia sengaja belum membuka hadiah itu karena memang belum memiliki niatan untuk membukanya sama sekali, dan sekarang ia benar-benar merasa penasaran.
Lembar demi lembar kertas yang membungkus hadiah itu telah robek satu persatu, dan kini ia dapat melihat bahwa hadiah yang diberikan Yeonjun kepadanya adalah sebuah buku.
Ya, buku catatan harian.
Soobin terkekeh. Sebenarnya ia bukanlah orang yang tipikal menuliskan hal apapun dalam sebuah buku, namun sepertinya ini sedikit menarik.
"Dasar konyol.."
Ia meraih buku itu, kemudian menyimpannya disamping.
"Oh, ada earphone juga?" gumamnya terkejut.
Soobin mengedikan bahu acuh. Lalu meraih earphone tersebut untuk melihat.
"Pilihanmu memang tidak pernah mengecewakan, Yeonjun," akunya saat melihat tampilan earphone yang dipegangnya itu sedikit unik.
Ia mengernyit bingung saat melihat sebuah note menempel disana, "apalagi ini? Hhh, dia itu sok misterius sekali..." herannya seraya menggelengkan kepala.
"Eh?" Soobin mengerjap.
'Ini untukmu, aku tau kau memang tidak terlalu suka mendengarkan musik. Tapi saat kau sendiri, kau boleh menghabiskan waktu dengan ini. Oh, dan jangan lupa dengan buku pemberian dariku. Kau tau? Buku harian dan juga sepasang earphone adalah pasangan yang serasi, kau bisa menulis apapun disana termasuk isi hatimu. Haha... memang cara ini sedikit kuno. Tapi kuharap, kau akan mencobanya.'
Soobin tersenyum. Entah mengapa hatinya terasa sedikit menghangat saat membaca pesan singkat yang menempel pada bungkus earphone itu.
Atau mungkin karena ia sudah lama tidak bertemu dan juga mengobrol ringan dengan Yeonjun? Astaga, Soobin merasa bahwa ia sangat merindukan sahabatnya itu.
Soobin pun kembali meraih buku pemberian Yeonjun, ia tampak melihat penampilan buku itu dengan seksama. Lagi-lagi Soobin merasa takjub dengan selera Yeonjun dalam memilih sesuatu, benar-benar tidak pernah mengecewakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |
Fanfiction"Kau tau, Soobin? Jika harus memilih, lebih baik aku kehilangan perasaanku terhadapmu, daripada harus kehilanganmu yang merupakan sahabat dan juga cinta pertamaku." ⚠️BXB!⚠️ ~Inspired by the series 'Theory Of Love'.