Saat ini, Soobin sedang berada di Daegu. Ia tengah mencari kebenaran tentang apa yang sedang diinginkan oleh hatinya itu. Soobin ingin sekali bertanya, namun ia merasa bingung harus bertanya pada siapa, ia juga merasa tidak tahu harus memulainya dari mana.
Soobin benar-benar kehabisan ide.
Masalah ini sungguh membuat hatinya merasa resah sekaligus bimbang. Padahal sebelumnya, ia tidak pernah peduli dengan perasaan orang lain.
Namun ini Yeonjun, dan Yeonjun bukanlah orang lain. Dia adalah sahabatnya, sahabat kesayangan Choi Soobin.
"Ada apa, Bin? Kau terlihat seperti orang yang sedang kebingungan," tanya Jimin, sepupu Soobin yang kebetulan tinggal di Daegu. Kemudian ia mendudukan diri disamping Soobin yang tengah menghela napas.
"Aku... aku memang sedang merasa bingung Hyung," balas Soobin seadanya.
Ia menatap pemandangan dihadapannya dengan tatapan kosong.
Satu alis milik Jimin terangkat, "apa yang membuatmu bingung? Tidak biasanya kau duduk termenung dan larut dalam pikiran seperti ini," ucapnya heran.
"Aku- bagaimana aku harus mengatakannya?!" erang Soobin, ia mengacak rambutnya frustasi.
"Hei, tenanglah. Ayo tarik napas, kemudian hembuskan perlahan," saran Jimin yang langsung disetujui oleh Soobin.
"Sudah selesai?" tanya Jimin, Soobin mengangguk lesu.
"Baiklah, sekarang kau bisa mengatakan apapun padaku," kata Jimin.
Soobin terlihat berpikir sejenak, kemudian ia menatap Jimin. "Hyung, bagaimana pendapatmu jika ada seorang sahabat yang memendam perasaan cintanya terhadapmu?"
Jimin terdiam, kemudian ia tertawa. Membuat Soobin semakin menatap ke arahnya heran.
"Hyung, mengapa kau tertawa? Tidak ada yang lucu dari pertanyaanku," tanya Soobin sebal.
"Aduh! Hahahaha! M-maaf," ucap Jimin, berusaha untuk menghentikan tawanya.
Soobin mendengus, "sudah kuduga. Kau akan menertawakan aku, dasar receh."
"Ayolah, jangan tersinggung seperti itu." Jimin menatap Soobin dengan seksama.
"Baiklah, ayo serius. Apa yang kau tanyakan tadi? Ah, bagaimana pendapatku tentang seorang sahabat yang menyimpan perasaan cintanya padaku?"
Soobin mengangguk.
Jimin terlihat berpikir sejenak, "menarik."
"Ayolah, jawab pertanyaanku!" tekan Soobin kesal.
"Mmm, bagaimana ya? Soalnya tidak ada sahabat yang menyimpan perasaan cintanya kepadaku. Ah begini saja, kita bahas dirimu dulu," kata Jimin.
Soobin mengernyit, "aku?"
"Iya, bagaimana perasaanmu padanya?"
Soobin menghela napas. "Justru karena itu aku bertanya padamu, tapi kau malah melemparnya kembali padaku."
Jimin memutar kedua bola matanya malas. "Sudah, jawab saja pertanyaanku!"
"Aku tidak tau tentang perasaanku yang sebenarnya tentang dia, aku benar-benar bingung."
"Lalu, hal apa yang membuatmu yakin bahwa dia memang mencintaimu?" tanya Jimin heran.
"Mm, soal itu... aku tidak sengaja mendengar percakapan Kai dengannya, dia bahkan berteriak sangat kencang hari itu. Dan ketika aku ingin bertanya secara langsung, ponselku berdering," jelas Soobin.
"Jadi, kau tidak mendengar obrolan mereka secara keseluruhan?" tanya Jimin.
Soobin menggelengkan kepalanya. "Aku pergi untuk menjawab telpon, dan saat aku kembali, mereka sudah tidak ada disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |
Fanfiction"Kau tau, Soobin? Jika harus memilih, lebih baik aku kehilangan perasaanku terhadapmu, daripada harus kehilanganmu yang merupakan sahabat dan juga cinta pertamaku." ⚠️BXB!⚠️ ~Inspired by the series 'Theory Of Love'.