25

10.2K 1K 27
                                    

Hari ini adalah hari terberatku, dimana aku harus menyelesaikan tugas-tugas kuliahku yang sempat tertunda karena kejadian tak terduga itu

Malam di Swiss saat itu aku dan Liora tidak melakukan apa-apa, hanya saja Liora terus memeluk ku saat dia tidur dan wajahku berada di kedua payudaranya yang kenyal walaupun harus terhalang oleh piyama tidur milik Liora, aku juga berharap gak melakukan apa-apa kok, toh perempuan sama perempuan itu bisanya melakukan apa? Tuing-tuing? Ya jelas gak bisa lah, Liora kan gak punya itu

Kemarin sore Liora mengantarku ke kosanku karena Liora mendadak ada meeting di Bali jadi dia belum bisa memboyongku untuk tinggal bersamanya di rumah barunya, ya....Liora bilang kalau dia membeli rumah mewah disalah satu perumahan di kota Bandung, aku sedikit kagum karena Liora menyiapkan semua ini, jadi apa aku harus percaya kalau dia mencintai ku?

Tapi anehnya kenapa dia harus beli rumah baru coba? Dia kan punya mansion sendiri, apa mungkin aku di jadiin pembantu lagi di rumah barunya itu? Ckk gak mungkin lah , aku kan istrinya

Aku duduk manis di kantin fakultas ku untuk menikmati es teh agar tenggorokan ku yang kering menjadi segar kembali, aku benar-benar lemas hari ini karena sibuk mengerjakan semua matkulku yang tertunda

"Hey...kamu sudah sembuh"

Kepalaku kini mendongak dan melihat Kevin tersenyum manis kearahku namun tatapan Kevin beralih ke jari tangan kananku "sejak kapan kamu pakai cincin?"

Cincin? Astaga mampus aku, cincin perkawinan ku

"Ah ini aku beli kemarin"

Kevin mengangguk angguk "kebiasaan ya anak mahasiswi jaman sekarang belum nikah tapi udah banyak pakai cincin emas"

"Hum"

"Rain , bisa bicara sebentar?"

Aku menoleh kesamping dan melihat kak Mishall berdiri disamping ku sedangkan Kevin nampak diam

Kak Mishall menatap Kevin sekilas "maaf Kevin, aku ada urusan dengan Rain tentang klub taekwondo, jadi bisakah kami bicara 4 mata?"

"Okey kak gak papa, ya udah aku duluan Rain dan kak Mishall"

Aku hanya terdiam melihat Kevin pergi dan kak Mishall duduk didepanku dengan wajah suramnya "kamu gak papa?"

"Aku gak papa kok"

Kak Mishall menghela nafas panjang "jadi 3 hari kemarin kamu kemana? Bule itu gak ngapa-ngapain kamu kan?"

Ke Switzerland terus nikah juga disana, eh masak aku jawab gitu, tapi aku harus jawab apa?

Aku menggeleng pelan "gak kok kak, dia udah tobat dan gak nyakitin aku lagi"

"Bener?"

Aku mengangguk mantap dan kak Mishall tersenyum tipis, kini tatapannya beralih ke daguku yang masih aku balut kain kasa "deketin wajahmu"

Dahiku mengernyit bingung dan mendekat kan wajahku wajahnya "ada apa kak? Apa ada bekas-bekas tulisan buku yang menempel di wajahku?"

Kak Mishall tertawa pelan "enggak ada lah Rain, kamu ini ada-ada saja..."

Aku melihat kak Mishall mengambil sebuah plaster dari saku kemejanya dan kurasakan perbanku di ganti dengan plester oleh kak Mishall "ini plester penghilang bekas luka biar lukamu gak membekas nanti"

Eh seriusan? Aku kira cuma di Korea aja yang ada plester penghilang bekas luka, ternyata di Indonesia juga ada to, sangat luar biasa

Aku tersenyum lebar menunjukan deretan gigi putihku "makasih lho kak"

"Sama-sama Rain"

Krik krik krik

Aku dan kak Mishall kembali terdiam, entah apa yang kak Mishall pikirkan yang jelas aku takut kalau kak Mishall masih mempunyai perasaan padaku

Something Inside Of Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang