12. Ternyata...

66 32 10
                                    

Malam itu.

Aldi mengintip di kamar atasnya,ia dapat melihat jelas mobil Ray yang terparkir di depan rumah Shania. "Gue ga rela,orang yang gue sayang di rebut sama lo!" Aldi keluar dari kamar dan turun kebawah. jangan lupa,Aldi tak langsung menghampiri Ray yang berada di dalam mobil itu. dia mengumpat di tempat tersembunyi untuk memperhatikan Ray. Tak lama,Aldi dapat melihat Ray yang keluar dari mobil bersama Shania,mereka berjalan ke dalam rumah Shania dan Aldi pun dapat melihat bahwa Ray sudah kembali lagi. ia langsung menghampiri nya

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Tubuh Ray terhuyung begitu saja saat mendapatkan tonjokan dari Aldi.

"Brengsek! Apa-apaan Lo!"

"LO YANG APA-APAAN!!" Ucap Aldi dengan nada tingginya

Tak berhenti sampai disitu.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Dapat dilihat muka Ray mulai memar akibat tonjokan itu. tentunya Ray tidak diam saja,ia membalas nya.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

BUGH!

"Gue gak tau ya maksud lo apaan, datang-datang langsung nonjok gue gitu!" ucap Ray

"Jangan mimpi lo bisa dapetin Shania!" ucap Aldi dengan nada tingginya

"GIMANA PUN CARANYA GUE BAKAL BISA DAPETIN SHANIA!!" balas Ray tak kalah dengan nada suara Aldi

Ia terus-menerus menonjok Ray sampai akhirnya Ray babak belur dan terdampar di tengah jalan itu.

"Rasain lo!makanya,jangan coba-coba mau rebut Shania dari gue" lalu Aldi beranjak pergi, meninggalkan Ray yang terdampar dengan keadaan lemah

•••

"Ray,kata dokter sore ini kamu sudah boleh pulang" ujar Rival

"Iya Pa"

"Kunci mobil masih di kamu,kan? nanti sore kamu pulang sendiri aja. Papa masih banyak kerjaan,sekarang Papa juga mau balik lagi ke kantor" jelas Rival dan di angguki Ray sebagai jawaban,setelah itu Rival keluar dari kamar Ray.

"Kenapa Papa gak bisa ngertiin gue sih!" decak Ray.

Sore hari tiba,barang bawaan Ray sudah terkemas rapi tinggal menunggu dokter untuk beberapa hal yang dibicarakan setelah menunggu, akhirnya dokter datang.

"Pasien Ray,alhamdulilah sekarang sudah mendingan tidak ada yang dikhawatirkan cuma luka nya harus rutin di kompres yah" jelas dokter itu

"Baik dok,pastinya saya akan rutin mengkompres nya" ucap Ray dengan sigap. "Kalo gitu saya pamit pulang yah dok, terimakasih banyak ya dok"

"Siapa yang akan menjemput mu?" tanya dokter itu

"Saya pulang sendiri Dok,"

"Tapi kondisi kamu.."

"Tidak masalah dok,saya bisa menyetir kok,saya pamit ya Dok" Ray keluar dari kamar itu tak lupa juga membawa barang-barang nya

Tidak ada masalah sama sekali selama perjalanan hanya saja kepala Ray yang cenat-cenut membuat dirinya tak fokus berkendara,tapi ia berusaha menahannya agar tak terjadi kecelakaan saat berkendara.

Tetapi Aku Mencintainya [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang