32. Hebat

24 14 0
                                    

"Jika dilanjutkan,itu sama saja dengan menyiksa diri dan hati."
- Shania Hasya Meliana

•••

"Cup cup cup,udah ya,jangan nangis lagi?" ucap Ray yang dari tadi menenangkan Shania

Ray yang tadinya berniat menemui Shania tidak sengaja mendengar keributan dari arah kamar Shania. dirinya cukup mengenal siapa sang pemilik suara yang teriak-teriak tadi.

Ray cukup merasa panik,ia takut jika Shania kenapa-kenapa namun,sebisa mungkin Ray menunggu keributan itu reda setelah itu ia memanjat untuk masuk ke dalam kamar Shania lewat jendela untungnya waktu Ray mengetuk-ngetuk, Shania dengan cepat membukakannya.

Dia rasa jika harus masuk lewat pintu utama,dirinya akan bertemu dengan Riana dan di wawancarai berbagai pertanyaan,jadi lebih aman ia masuk lewat jendela.

"Sekarang gue bingung mau gimana Ray" Shania terus saja mengeluh sambil menangis di dalam pelukan Ray

"Lo pasti bisa jelasin semuanya ke Tante Riana,gue yakin itu. atau mau gue bantu?"

"Enggak! nanti lo yang kena sembur sama Tante Riana" tolak Shania, ia takut jika Ray harus terlibat dalam permasalahan keluarga nya

"Gak apa-apa,ini semua usulan gue, jadi gue harus bantu jelasin"

"Yaudah,tapi tunggu waktu yang tepat ya, jangan sekarang" Ray mengangguk,kemudian ia mengelus-elus rambut Shania membiarkan supaya gadis itu sedikit tenang

"Jangan nangis lagi, gue gak bisa kalau lihat gadis secantik lo nangis" Ray merayu Shania supaya berhenti menangis

"Ohiya gue bawa kotak makan tadi,lo makan ya? pasti lo belum makan" Ray melepaskan pelukannya. tangannya mulai meraih totebag berisi kotak makan itu

Ray membujuk Shania beberapa kali agar gadis itu ingin membuka mulutnya untuk makan.

Sampai pada akhirnya Shania dipaksa makan oleh Ray dengan cara di suapi. seperti anak kecil hihi

"Pinter,makan yang banyak ya" sesekali Ray mencolek pipi chubby milik Shania

"Ih sakit!" Shania menepis tangan Ray, masalah nya pipi Shania baru saja kena tamparan malah di colek-colek. Ray pikir pipi Shania sabun gitu?

"Ahahaha maaf,gue lupa" Ray terkekeh

"Lo gak usah pikirin masalah itu,nanti biar kita jelasin sama-sama atau perlu panggil Ara dan Aldi juga?" lanjut Ray

"Jangan! kita berdua aja yang jelasin" larang shania

"Oke deh,abis ini lo tidur ya" Shania mengangguk sambil mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya

Seperti apa yang Ray suruh tadi,setelah makan maka Shania harus tidur beristirahat. maka dari itu Shania menurut dengan suruhan Ray

"Lo kuat banget,lo hebat,lo pasti bisa hadapin ini semua,selamat beristirahat" puji Ray sambil melihat wajah cantik milik Shania

Cup

"Gue balik dulu ya,cantik"

Shania belum tertidur pulas, pastinya Shania bisa merasakan kecupan hangat dari Ray yang ia beri di pipinya.

Ketika Shania merasa Ray sudah pergi dari kamar nya,ia langsung terbangun lagi dan memegang pipi yang di kecup oleh Ray tadi.

Shania benar-benar tidak menyangka.

Shania guling-guling di kasur nya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Gila gila Rayy!!"

Tetapi Aku Mencintainya [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang